Wisata Belitung Makin Diminati Apalagi Punya 99 Homestay
Komitmen Menpar Arief Yahya untuk membina masyarakat agar sadar wisata, terus dilakukan
Editor: Toni Bramantoro
"Mau tidak mau kita pelaku pariwisata, pemerintah, maupun swasta bersama-sama mendukung program kebijakan pemerintah. Saatnya untuk kerja keras lagi mengembangkan pariwisata yang dinamis ini," ujar Yabes.
Dalam sosialisasi itu, Yabes menekankan tentang pentingnya pengelolaan toilet, pengelolaan sampah pada homestay. Toilet merupakan hal penting yang sering kali diabaikan. Untuk itu, penekanan kepada kebersihan dan kenyamanan toilet menjadi sangat penting bagi homestay.
"Pariwisata ini dinamis, dan Belitung dengan potensi wisatanya harus bisa mengikuti perkembangan itu. Saat ini kan homestay jadi pilihan wisatawan, karena mereka tak hanya mau mengenal destinasi, tapi mereka juga mau mengenal budaya dan kearifan lokal secara langsung. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari homestay," urainya.
Salah seorang peserta sosialisasi, Jumhadi mengatakan, sudah sejak 2012 dirinya menjadikan rumahnya sebagai home stay yang terletak di Desa Tanjung Tinggi, Kecamatan Sijuk, Belitung. Nama homestaynya adalah Panji dan Vadila. Hingga kini, rumahnya sudah didaangi wisatawan dari 23 negara.
"Ada tiga kamar di rumah yang kami jadikan home stay. Saya dan keluarga juga tinggal bersama dengan tamu. Karena kami enggak hanya jual kamar, tapi tamu juga bagian dari keluarga kami," kata Jumhadi.
Jumhadi menceritakan, awalnya dirinya sempat terkendala dengan bahasa saat kedatangan tamu dari mancanegara. Namun seiring waktu, ditambah keinginan yang kuat, dia mulai mempelajari bahasa asing, dan bisa berkomunikasi dengan lancar bersama wisatawan itu.
"Kalau awal buka dulu kebanyakan wisman yang menginap ada yang dari Jerman, Amerika, Inggris, banyak lah. Tapi kesini-kesini juga banyak wisatawan nusantara yang menginap," jelasnya.
Menjalankan bisnis homestay cukup menjanjikan, dan sangat membantu ekonomi keluarga Jumhadi. Hingga Agustus nanti, kamarnya sudah penuh dibooking. Dia bahkan berencana akan menambah kamar lagi di rumahnya untuk dijadikan homestay.
"Kalau lamanya variatif. Ada yang tiga malam, ada yang satu minggu. Kalau kamar minta Rp175.000/malam itu termasuk sarapan pagi. Saya biasa promosi homestay dengan media sosial, dan dari mulut ke mulut," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.