Fatayat Nahdatul Ulama Siaran di Radio Taiwan Kenalkan Kiprahnya
nggia Ermarini bersama Sekretaris Umum Margareth Aliyatul Maimunah dan salah satu ketua melakukan kunjungan ke Taiwan pada 25-27 Februari kemarin.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Fatayat Nahdatul Ulama (NU), Anggia Ermarini bersama Sekretaris Umum Margareth Aliyatul Maimunah dan salah satu ketua melakukan kunjungan ke Taiwan pada 25-27 Februari 2017.
Selama berada di Taiwan, Anggi dan rombongan menjalani beberapa agenda penting. Salah satunya bertemu perempuan-perempuan dari Partai Progresif Demokratik. Partai itu merupakan penguasa di Taiwan. Pada pemilu 2016 lalu, partai tersebut meraih 65 dari 113 kursi yang diperebutkan.
Salah satu politikus Partai Progresif Demokratik Su Jia-chyuan menjadi ketua parlemen setelah meraih 74 dari 113 suara dalam pemungutan.
Pertemuan sejumlah tokoh penting itu membahas berbagai hal krusial, di antaranya mengenai perempuan dan politik. Selain itu, dibahas juga mengenai kebijakan pemerintah terhadap perempuan dan anak-anak.
“Di Taiwan partai politik harus mengikutsertakan perempuan 50 persen dalam kandidat di pemilu. Dan yang jadi anggota parlemen pun sekarang 50 persen. Ini sangat menarik sekali, karena dalam 20 tahun kemajuan perempuan sangat pesat,” kata Anggi dalam pertemuan yang juga dihadiri Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Taiwan Agus Susanto.
Selain itu, Fatayat NU juga bertemu dengan Global Worker Organization (GWO). Selama ini, organisasi itu intensif memberikan keterampilan dan pendampingan terhadap buruh migran asal Indonesia.
Keterampilan bersertifikat itu membuat buruh migran memiliki bekal ketika kembali ke tanah air.
“Selain itu, keterampilan tersebut juga bisa digunakan di Taiwan. Yang pasti gaji mereka akan bertambah dan mereka bisa bersaing dengan pekerja lain,” tutur wanita yang juga staf khusus Kemenpora ini.
Fatayat NU juga melakukan talk show di radio RTI. Talk show itu untuk mengenalkan kiprah Fatayat NU di Indonesia dan Taiwan.
Dari pembicaraan dengan manajemen RTI, Fatayat dan NU diharapkan bisa mengisi ceramah untuk mengenalkan dan memperluas Islam Ahlisunnah Wal jamaah.
Langkah itu dianggap penting karena banyak buruh migran asal Indonesia yang menjadi sasaran kelompok radikal.
Selain itu, agenda yang tak kalah penting adalah pelantikan PCI Fatayat NU Taiwan periode 2017-2021. Anggia melantik Tania Tari sebagai Ketua Fatayat Taiwan untuk kali kedua.
Dalam pelantikan yang dimeriahkan kehadiran Habib Syekh dari Solo itu, Fatayat NU Taiwan memperkenalkan slogan: Fatayat Bermanfaat.
Dalam kesempatan itu juga dideklarasikan Laskar Relawan taiwan yang merupakan inisiasi dari Fatayat.
Anggia bersama Laskar Relawan Taiwan pun membersihkan lingkungan dan tempat ibadah. Bukan hanya masjid, tetapi juga tempat ibadah agama lain.
“Ini untuk menunjukkan bahwa sifat gotong royong yang dimiliki orang Indonesia tidak hilang meski mereka hidup di negeri orang,” kata Anggia.