Yuddy Chrisnandi: Permintaan yang Dikabulkan
Permintaan untuk menjadi dubes disampaikan Yuddy saat Jokowi memberi tahu pencopotan dirinya sebagai Menpan-RB pada 26 Juli lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
"Kajian saya mengenai political engineering, yakni rekayasa politik elit untuk pembangunan jangka panjang diterima. Hasilnya dibawa lagi ke Kopertis dan diseleksi selama setahun. Kala itu, jurnal yang mengantarkan saya sebagai guru besar tingkat universitas dinilai ketinggalan zaman, karena sudah terlalu lama," ujar Yuddy.
Dia lalu membuat penelitian baru bekerja sama dengan akademisi Malaysia mengenai hubungan Indonesia-Malaysia yang kerap terjadi konflik, lantaran ada ego masing-masing negara.
Hasil penelitian itu lalu dikerucutkan pada penelitian terkait pecahnya Golkar dan terbentuknya sejumlah partai baru seperti Gerindra, Hanura dan Nasdem. Yuddy pun mengaku sudah mempelajari mengenai situasi konflik antara Ukraina dengan negara tetangganya, Rusia.
Yuddy menyatakan hubungan diplomatik antara Ukraina dan Indonesia telah berlangsung sejak 1992 baik di bidang ekonomi, budaya, maupun politik dan pertahanan.
Karena itu, Yuddy menilai, hubungan yang telah terbangun sejak lama itu perlu kembali diperkuat agar hubungan diplomatik di antara kedua negara bisa lebih optimal.
"Peningkatan relasi bussines to bussines, terutama yang berbasis pada dunia maya atau e-commerce, itu penting dilakukan," papar Yuddy.
Di bidang pendidikan, menurut Yuddy, juga perlu ditingkatkan. Sebab beberapa universitas di Ukraina memiliki kualitas yang teruji di dunia.
"Peningkatan kerja sama juga perlu dilakukan di bidang pertahanan seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT DI (Dirgantara Indonesia)," ujar Yuddy.
17 Duta Besar Baru Dilantik Jokowi
1. Drs. Hasan Kleib, MA sebagai Dubes RI untuk Swiss di KBRI Jenewa
2. Drs. Priyo Iswanto, MA sebagai Dubes RI untuk Kolombia di KBRI Bogota
3. Mayjen TNI (Purn) Dr. Ir. Arief Rachman, MM, MBA, sebagai Dubes RI untuk Afganistan di KBRI Kabul
4. Drs. Rahmat Pramono, MA, sebagai Dubes RI untuk Kazakhstan di KBRI Astana
5. Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, sebagai Dubes RI untuk Tunisia di KBRI Tunis
6. Drs. Nur Syahrir Rahardjo, sebagai Dubes RI untuk Bahrain di KBRI Manama
7. Tantowi Yahya sebagai Dubes RI untuk Selandia Baru di KBRI Wellington
8. Drs. Darmansjah Djumala, MA, sebagai Dubes RI untuk Austria di KBRI Wina
9. Drs. Sahat Sitorus, sebagai Dubes RI untuk Timor Leste di KBRI Dili
10. Drs. Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo, sebagai Dubes RI untuk Australia di KBRI Canberra
11. Drs. Umar Hadi, MA, sebagai Dubes RI untuk Korea Selatan di KBRI Seoul
12. Drs. I Gusti Ngurah Ardiyasa, sebagai Dubes RI untuk Sri Lanka di KBRI Kolombo
13. Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, ME, sebagai Dubes RI untuk Ukraina di KBRI Kiev
14. Ir. Arifin Tasrif, dicalonkan sebagai Dubes RI untuk Jepang di KBRI Tokyo
15. Drs. Andy Rachmianto, M.Phil, sebagai Dubes RI untuk Yordania di KBRI Amman
16. Dra. R.A. Esti Andayani, sebagai Dubes RI untuk Italia di KBRI Roma
17. Komjen Pol (Purn) Sjahroedin Zainal Pagaralam, SH, sebagai Dubes RI untuk Kroasia di KBRI Zagreb.(Tribunnetwork/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.