DPR Kecewa PT DI Tak Produksi Pesawat Tempur Sesuai Target
Kebutuhan TNI AU untuk alutsista begitu tinggi, namun kinerja perseroan hanya untuk merakit belum maksimal.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi DPR RI Andreas Hugo Pareira tidak puas dengan kinerja PT Dirgantara Indonesia (DI/persero). Pasalnya banyak keluhan dari TNI AU pesawat yang mereka pesan tidak sesuai target perakitan.
"Dalam diskusi dengan TNI AU, mereka memiliki kendala salah satunya pt di tidak memenuhi jadwal pengiriman sesuai pesanan," ujar Andreas di diskusi Penguatan Industri pertahanan Nasional; fakta dan Realita, Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Politisi PDI-Perjuangan itu pun meminta ada pembenahan di PT DI. Karena kebutuhan TNI AU untuk alutissta begitu tinggi, namun kinerja perseroan hanya untuk merakit belum maksimal.
"Manajemen produsen dirgantara kita harus bisa bener-bener siap memenuhi kebutuhan," ungkap Andreas.
Andreas memaparkan TNI AU menargetkan kepemilikan pesawat tempur F16 ada 24 tetapi baru memiliki 9 unit. Kemudian jet 130 seharusnya TNI unit.
"Nah sekian banyak alpahankam yang ingin kita miliki, pada level aspek tni au jenis pesawat kebutuhan untuk menyerang kita juga belum punya," kata Andreas.
Andreas menambahkan Indonesia baru sampai pada kepemilikan pesawat dukungan pertahanan udara jenis angkutan helicopter. Dari persentase, Andreas menyebutkan kepemilikan pesawat tempur baru 30 persen saja, dan sebagian besar memiliki teknologi yang kurang canggih.
"Tapi pesawat menyerang kita belum punya. Kemudian pesawat yang dibutuhkan TNI AU, dari sekian pesawat termpur baru 30 persen dengan teknologi low," kata Andreas.