Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Barang-barang Mewah Pemberian dari Pemerintah Arab Saudi kepada Institusi dan Pejabat Negara

Atas penyerahan dan laporan dari pejabat negara termasuk Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Giri Suprapdiono mengapresiasi ‎pihak-pihak tersebut.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sapto Nugroho

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (15/3/2017) memamerkan sejumlah barang mewah hasil gratifikasi atau pemberian dari Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud beserta rombongan yang berkunjung ke Indonesia sejak 1 Maret 2017 hingga 12 Maret 2017 lalu.

Menurut Direktur Gratifikasi KPK, Giri Suprapdiono, barang-barang gratifikasi itu dilaporkan ke KPK dalam periode 7-15 Maret 2017.

"Barang-barang gratifikasi dari pemerintah Arab Saudi ini dilaporkan oleh tiga menteri, Kapolri, dan satu kepala daerah," ucap Giri Suprapdiono di Kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Atas penyerahan dan laporan dari pejabat negara termasuk Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Giri Suprapdiono mengapresiasi ‎pihak-pihak tersebut karena telah memberikan contoh yang baik.

Baca: Mabes Polri Laporkan Pemberian Pedang Emas dari Kedubes Arab Saudi ke KPK

"Kami apresiasi para pihak yang melaporkan dalam konteks pemberian kunjungan negara karena pihak pemberi memberikan untuk maksud menjalin hubungan baik antar negara. Lalu dari perspektif penerima memang memiliki kewajiban untuk melapor," ungkap Giri Suprapdiono.

Berita Rekomendasi

Berikut rincian barang-barang gratifikasi tersebut :
1. Satu buah pedang berwarna keemasan
2. Satu buah pedang berwarna keemasan
3. Satu buah belati
4. Satu set aksesoris terdiri dari satu jam Rolex Sky-Dweller, satu jam meja Rolex Desk Clock 8235, satu pasang manset emas merek Chopard, satu ballpoint emas merek Chopard, dan satu buah tasbih berwarna kuning keemasan.
5. Satu set aksesoris terdiri dari satu jam tangan Mouawad Grande Ellipse, satu buah cincin emas 18 karat bertahta satu buah princess cut diamonds dan 16 buah white diamonds 1.395cts, satu pasang manset bertahta emas satu princess cut diamonds 2.130cts dan 32 white diamonds, satu buah ballpoint merek Mouawad, dan satu tasbih berwarna hitam.

Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan sejumlah barang mewah pemberian Raja Salman beberapa waktu lalu saat menggelar konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (16/3/2017). KPK menerima pelaporan gratifikasi dari sejumlah pejabat Negara antara lain tiga Kementerian, Kapolri, dan Gubernur yang menerima souvenir atau hadiah pemberian dari Raja Salman saat melakukan kunjungan ke Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Foto: Tribunnews/Herudin
Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan sejumlah barang mewah pemberian Raja Salman beberapa waktu lalu saat menggelar konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (16/3/2017). KPK menerima pelaporan gratifikasi dari sejumlah pejabat Negara antara lain tiga Kementerian, Kapolri, dan Gubernur yang menerima souvenir atau hadiah pemberian dari Raja Salman saat melakukan kunjungan ke Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Foto: Tribunnews/Herudin
Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan sejumlah barang mewah pemberian Raja Salman beberapa waktu lalu saat menggelar konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (16/3/2017). KPK menerima pelaporan gratifikasi dari sejumlah pejabat Negara antara lain tiga Kementerian, Kapolri, dan Gubernur yang menerima souvenir atau hadiah pemberian dari Raja Salman saat melakukan kunjungan ke Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Foto: Tribunnews/Herudin

Giri Suprapdiono melanjutkan, ‎pihaknya memberikan batas waktu 30 hari bagi pihak-pihak lain yang menerima gratifikasi dari Pemerintah Arab Saudi untuk melapor ke KPK.

Karena apabila tidak, barang berharga tersebut akan dianggap sebagai suap dan penerima yang tidak melaporkan akan dikenakan pidana suap.

Lebih lanjut mengenai berapa jumlah barang tersebut jika ditaksir dalam nilai rupiah, Giri Suprapdiono menjawab tidak tahu karena pihaknya memerlukan waktu untuk menghitung.

"Mohon maaf, kami tidak bisa pastikan berapa jika ditaksir dalam rupiah karena harus dicek dulu ini asli emas atau tidak. Kami butuh waktu 30 hari kerja," tambahnya.

Liputannya, lihat dalam tayangan video di atas. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas