Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BPK Diminta Telusuri Indikasi Dugaan Pengurangan Pendapatan Jasa Marga

“ini bukan kebanggaan dan kebanggaan buat kinerja Jasa Marga. Juga bukan satu kehebatan,” tegas Uchok.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in BPK Diminta Telusuri Indikasi Dugaan Pengurangan Pendapatan Jasa Marga
Tribun Jateng/STF
Petugas Jasa Marga mengarahkan pengendara memasuki Gardu Tol Otomatis (GTO) usai diresmikan di Gerbang Tol Manyaran, Kota Semarang, Jateng, Rabu (5/11/2014). GTO akan dipasang di tiga gerbang tol di Semarang yakni satu di Manyaran, dua di Tembalang dan dua di Muktiharjo, pemasangan tersebut diprediksikan selesai akhir Desember 2014. Penggunaan E-tol Card untuk GTO ini dapat mempercepat proses pembayaran tol. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Center For Budget Analysis (CBA) meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan KPK untuk menelusuri adanya dugaan indikasi mark down atau pengurangan pendapatan PT Jasa Marga (tbk).

BPK, menurut Direktur CBA Uchok Sky Khadafi, diminta segera melakukan audit keuangan Jasa Marga.

“KPK diminta menginvestigasi adanya potensi kehilangan pendapatan Jasa Marga,” ungkap Uchok di Jakarta, Rabu (22/3/2017).




Menurut Uchok, pendapatan tol Jasa Marga pada Tahun 2015 sebesar Rp 7,1 triliun, dan pada tahun 2016 sebesar Rp 7,9 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp 805,7 miliar atau 11,3 persen saja. Kenaikan pendapatan tol dari tahun 2015 ke 2016 sebesar 11,3 persen.

“ini bukan kebanggaan dan kebanggaan buat kinerja Jasa Marga. Juga bukan satu kehebatan,” tegas Uchok.

Seharusnya, lanjut Uchok, pertumbuhan pendapatan Tol dari tahun 2015 ke 2016, harus lebih besar atau dari sisi pendapatan juga harus meningkat lebih pesat.

Mengingat, ada peningkatan volume lalu lintas transaksi serta kenaikan tarif pada 15 jalan tol pada akhir tahun 2015, dan kenaikan tarif untuk empat ruas jalan tol pada tahun 2016.

BERITA TERKAIT

“Jadi, pertumbuhan pendapatan jalan tol dari tahun 2015 ke 2016 hanya 11,3 persen itu kecil,” tambah Uchok.

Selain itu, lanjut Uchok, publik pengguna jalan tol wajar prihatin dengan pengelolaan keuangan Jasa Marga.

Hal ini bisa dilihat dari operasional belanja kebutuhan pegawai sampai menghabiskan sebesar Rp 1,1 triliiun hanya untuk gaji dan tunjangan Saja.

“Peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol yang dilakukan oleh Jasa Marga sebagai operator jalan tol hanya sebuah mimpi saat tidur siang,” tutur dia.

“Dan semboyan mewujudkan jalan tol yang Lancar, aman dan nyaman bukan lagi jadi simbol pelayanan,”tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas