Gantikan Poso, Kelompok Teroris Ingin Dirikan Basis Pelatihan Militer JAD di Halmahera
Demikian disampaikan Kabag Penum Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
NK sendiri tewas tertembak peluru petugas karena melawan dan berupaya melarikan diri saat disergap di Jalan Raya Cilegon, Ciwandan, Cilegon, Banten.
Duketahui, sebagian pelaku teror di Indonesia dalam tiga tahun terakhir merupakan anggota JAD. Di antaranya bom di Jakan MH Thamrin Jakarta, pelemparan bom molotov ke gereja di Samarinda, bom panci di Cicendo, Bandung, dan pembuat bom panci di Sragen.
Kepolisian telah memonitor para anggota kelompok tersebut telah melakukan pertemuan JAD se-Indonesia, di Batu, Malang, pada 21 hingga 25 November 2015 lalu.
Dalam pertemuan itu, terjadi telebicara antara JAD se Indonesia dengan Oman Abdurahman yang mendekam di tahanan Nusakambangan. Bahkan saat itu, Aman Abdurahman sempat memberikan beberapa instruksi kepada para anggota JAD.
Diantaranya agar berangkat ke Suriah, mengirim orang ke Suriah hingga membentuk struktur organisasi di Indonesia untuk melakukan amaliyah.
Dan diketahui pula, sejak beberapa tahun terakhir, sebuah kawasan hutan di Poso, Sulteng, telah menjadi basis kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok Santoso-Basri dan faksi Ali Kalora.
Namun, kekuatan dan eksistensi kelompok dan faksi-faksi tersebut telah jauh berkurang setelah tim gabungan Polri dan TNI melaksanakan operasi pengejaran dan penangkapan dengan Operasi Camar Maleo sejak 26 Januari 2015 dan Operasi Tinombala sejak 9 Maret 2016 hingga saat ini.
Pada 18 Juli 2016, pimpinan kelompok teror di Poso yang paling dicari, Santoso alias Abu Wardah, telah tewas ditembak oleh Satgas Operasi Tinombala setelah baku tembak di Desa Tambarana.