Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengaku Terima Uang Rp 1 Miliar, Pejabat Bakamla: Saya Menjalankan Perintah

Bambang mengaku menerima dana tersebut semata-mata karena menerima perintah sebagai personil militer.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Mengaku Terima Uang Rp 1 Miliar, Pejabat Bakamla: Saya Menjalankan Perintah
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif menyaksikan petugas KPK menunjukkan barang bukti uang saat konferensi pers operasi tangkap tangan (OTT) pejabat Bakamla di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/12/2016). KPK melakukan operasi tangkap tangan kepada tiga tersangka yakni dua pegawai PT. Melati Techonofo Indonesia Muhammad Adami Okta dan Hardy Stefanus serta Deputi Bidang Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi dengan menyita uang pecahan dolar AS dan dolar Singapura senilai Rp 2 miliar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Majelis hakim kemudian menanyakan apakah saat di ruangan tersebut Bambang Udoyo meminta perabotan. "Betul," jawab Hardy.

Bambang yang langsung dikonfirmasi oleh majelis hakim tetap pada keterangan yang disampaikan sebelumnya. Bambang bertahan pada keterangannya meja tersebut diberikan oleh Hardy.

"Pada saat memindahkan barang, dia datang. Kemudian nanya, 'Pak Bambang mau kemana? Saya mau pindah barang,"ujar Bambang Udoyo.

"Tapi tidak minta?" tanya majelis hakim.

"Tidak' . Berani bersumpah saya tidak minta," kata Bambang Udoyo.

Pada keterangan awal-awal, majelis hakim bertanya kepada Bambang mengenai mebel yang diterima Bambang selain uang.

Bambang mengakui memang dia menerima mebel untuk di ruangan kantornya.

Berita Rekomendasi

Menurut Bambang, nilai mebel tersebut tidak mencapai Rp 300 juta.

Bambang bahkan mengaku sempat dipanggil Arie Sudewo karena sebelumnya mebel yang diberikan Hardy tersebut bernilai Rp 300 juta.

"Saya tidak tahu harganya, tapi anak buah saya hitung tidak sampai begitu. Kalau mau diambil ya ambil, biar anak buah saya pakai tikar," jawab Bambang Udoyo.

Selain Bambang Udoyo, Nofel Hasan selaku Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Badan Keamanan Laut juga menerima dana sebesar 104.500 Dolar Singapura.

"Saya mau menegaskan, Yang Mulia. Ada yang tidak benar keterangan Nofel Hasan. Kenyataannya saya dan Hardy (Stefanus) berdua sesuai arahan dari Pak Eko (Susilo Hadi) menyerahkan uang sebesar 104.500 Singapur Dollar atau Rp 1 miliar yang saya masukkan ke dalam amplop," kata Adami.

Adami memastikan penyerahan uang tersebut terjadi pada 25 Nopember 2016 pukul 10.30 WIB. Namun, Nofel tetap membantah keterangan tersebut.

"Keterangan saudara dibantah. Saudara tidak menerima uang?" tanya majelis hakim.

"Tidak, Yang Mulia," kata Nofel yang tetap pada keterangannya.

Di dalam dakwaan, Adami menyerahkan uang 104.500 Dolar Singapura dan Rp 120 juta kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Tri Nanda Wicaksana.(erik sinaga)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas