Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Setya Novanto Jadi Pembantu hingga Jualan Beras

Tumbuh dan besar dengan kondisi perekonomian yang kurang mampu, tidak menjadikan Novanto minder atau kehilangan kepercayaan diri.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
zoom-in Cerita Setya Novanto Jadi Pembantu hingga Jualan Beras
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua DPR Setya Novanto (tengah) bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan) dan Agus Hermanto (kiri) berjalan keluar ruangan usai Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2017). Rapat Paripurna tersebut beragendakan pembacaan pidato pembukaan Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2016-2017 oleh Ketua DPR Setya Novanto. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Setya Novanto kini disangkut-sangkutkan dengan kasus dugaan korupsi e-KTP.

Meski demikian, Ketua DPR RI ini menyangkal terlibat dalam kasus yang diduga merugikan keuangan negara Rp 2,3 triliun.

Setya Novanto juga dilaporkan ke Majelis Kehormatan DPR RI dengan tuduhan terlibat korupsi e-KTP itu. Bahkan, di internal Partai Golkar mulai kasak-kusuk untuk mendongkel Setnov dari jabatan Ketua Umum.

Meski demikian, Setnov tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sumatera Barat, Setnov berkisah tentang dirinya yang berasal dari anak tak mampu dan kini menjadi orang penting di tanah air.

Dalam forum seminar nasional yang membahas seputar penguatan ekonomi mikro & UMKM, Sabtu (25/3), Novanto tak lupa memberikan motivasi dan berbagi pengalaman dengan para mahasiswa.

Novanto meminta agar selain belajar di kampus, mahasiswa juga sebaiknya memulai bisnis sekecil apapun.

Novanto menceritakan masa mudanya saat kuliah di Surabaya, Jawa Timur.

Berita Rekomendasi

"Saat mahasiswa, agar tidak perlu membayar kos, saya menjadi sopir keluarga di tempat saya tinggal. Saya juga jadi pembantu, membersihkan rumah, dan lainnya." kata Novanto.

Pagi harinya, sebelum menjadi sopir mengantar anak-anak tuan rumah ke sekolah, kisah Novanto, pukul 04.00 pagi, ia jualan beras di pasar Surabaya.

"Dari situ saya mulai kumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk keperluan kuliah" kenang Novanto.

Tumbuh dan besar dengan kondisi perekonomian yang kurang mampu, tidak menjadikan Novanto minder atau kehilangan kepercayaan diri. Bahkan, Novanto menceritakan pernah menjadi tukang cuci mobil di salah satu dealer di Surabaya.

Mungkin karena melihat etos kerjanya, suatu hari pemilik dealer menanyakan kepada Novanto bagaimana cara meningkatkan penjualan mobil dan menaikan omzet perusahaan.

"Karena saya kuliah mengambil akuntansi, saya sedikit banyak tahu tentang perekonomian," katanya.

"Alhamdulillah, akhirnya saya dipercaya menjadi Ketua penjualan mobil Indonesia bagian timur di perusahaan tersebut," kenang Novanto.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas