Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Parlemen Bahrain
Presiden Joko Widodo, Jumat (31/3/2017) menerima kunjungan kehormatan Parlemen Bahrain di Istana Merdeka.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo, Jumat (31/3/2017) menerima kunjungan kehormatan Parlemen Bahrain di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan itu, Presiden menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman antara parlemen Kerajaan Bahrain dan juga Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Nota kesepahaman tersebut memuat komitmen peningkatan kerja sama di berbagai bidang antara keduanya yang ditandatangani di Gedung DPR RI pada Rabu, 29 Maret 2017, kemarin.
Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir, mengatakan presiden mengapresiasi penandatanganan MoU antara kedua parlemen.
"Intinya (MoU) adalah peningkatan kerja sama di berbagai bidang," ujar AM Fachir usai mendampingi Presiden bertemu perwakilan Parlemen Bahrain.
Fachir menjelaskan DPR RI selain menangani urusan legislasi, juga membantu pemerintah dalam meningkatkan kerja sama dengan negara-negara sahabatnya.
Kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan dengan Kerajaan Bahrain sendiri pada tahun 2016 lalu mencapai lebih dari USD 101 juta.
"Secara khusus Bapak Presiden menyampaikan penilaian kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan antara lain ada peningkatan di tahun 2016, bertambah 30 persen yang mencapai lebih dari USD 101 juta," kata Fachir.
Meskipun Bahrain hanya memiliki jumlah penduduk yang kurang dari 1,5 juta jiwa, Presiden Joko Widodo percaya potensi perdagangan kedua negara dapat lebih meningkat di masa mendatang.
Ia juga berharap agar Bahrain terus meningkatkan nilai investasinya di Indonesia.
"Karena itu beliau tadi mengharapkan agar potensi perdagangan terutama produk-produk Indonesia seperti furnitur, garmen, tekstil, dan lainnya bisa lebih ditingkatkan lagi," katanya.
Presiden Jokowi pun mengharapkan investasi Bahrain ditingkatkan lagi karena nilainya kecil sekitar USD 800 ribu di tiga proyek.
Sementara itu, Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Joko Widodo atas dukungan yang telah diberikan Indonesia selama ini di sejumlah forum internasional.
Dirinya juga berpandangan kedua negara memerlukan kerja sama yang lebih erat utamanya dalam hal penanganan terorisme.
"Karena seperti Bahrain, Indonesia dan berbagai negara di dunia, mengalami akibat dari terorisme," kata Fachir.
Lebih lanjut, melalui Parlemen Kerajaan Bahrain, Presiden Joko Widodo turut mengundang Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa, untuk datang ke Indonesia.
Ia juga menyampaikan rencana kunjungan ketua DPR RI, Setya Novanto, ke Kerajaan Bahrain.
"Bapak Presiden mengundang Raja Al Khalifa untuk datang ke Indonesia. Demikian juga disampaikan rencana kunjungan ketua DPR RI ke Bahrain," ujar Fachir.