Anggota Komisi II Sesalkan Komisioner KPU-Bawaslu Terpilih Minim Perempuan
Anggota Komisi II DPR Hetifah Sjaifudian menyesalkan minimnya keterwakilan perempuan pada lembaga penyelenggara Pemilu.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi II DPR RI telah menyelesaikan rangkaian uji kelayakan dan pemilihan calon anggota KPU-Bawaslu. Anggota Komisi II DPR Hetifah Sjaifudian menyesalkan minimnya keterwakilan perempuan pada lembaga penyelenggara Pemilu.
“Secara khusus, saya menyayangkan bahwa kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam penyelenggara Pemilu (KPU-Bawaslu) masih belum tercapai. Dalam UU No 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu pasal 6 disebutkan komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen," kata Hetifah melalui pesan singkat, Kamis (6/4/2017).
Hetifah mengatakan hasil voting hanya terpilih satu perempuan baik di KPU maupun Bawaslu. “Dari 7 anggota KPU terpilih, hanya satu ada satu perempuan. Demikian juga dengan Bawaslu, dari 5 nama yang terpilih hanya satu perempuan. Besar harapan saya jika RUU Pemilu yang sedang dibahas dan mengusulkan penambahan jumlah anggota KPU-Bawaslu, ada calon-calon perempuan yang dapat mengisi posisi," kata Hetifah.
Meski demikian, Hetifah mengaku bangga bahwa perolehan suara terbanyak calon anggota Bawaslu adalah perempuan, Ratna Dewi Pettalolo. Ia berharap Bawaslu mendatang dipimpin oleh perempuan. “Saya harap nanti ketua Bawaslu perempuan. Tadi malam Bu Ratna Dewi yang peroleh suara terbanyak," ujar Hetifah.
Komisi II DPR RI meminta agar KPU-Bawaslu yang terpilih dapat bekerjasama dengan Komisi II maupun stakeholder lainnya untuk mewujudkan penyelenggaraan Pemilu yang lebih demokratis. Hal ini diungkap Komisi II DPR dalam fit and propertest (uji kelayakan) calon anggota KPU-Bawaslu.
Diketahui, ketujuh anggota KPU yang terpilih dengan perolehan suara tertinggi adalah Pramono Ubaid Tanthowi dan Wahyu Setiawan dengan memperoleh 55 suara, Hasyim Asy'ari dengan 54 suara, dan Ilham Saputra meraih 54 suara. Selain itu Viryan dengan 52 suara lalu diikuti oleh Evi Novida Ginting Manik yang memperoleh 48 suara dan Arief Budiman sebanyak 30 suara.
Lalu,lima komisioner Bawaslu yang terpilih dengan suara tertinggi adalah Ratna Dewi Pettalolo sebanyak 54 suara, Mochammad Afifuddin meraup 52 suara, Rahmat Bagja dengan 51 suara, Abhan meraih 34 suara dan Fritz Edward Siregar sebanyak 33 suara.
Ada banyak sekali pertimbangan Komisi II memilih nama-nama tersebut di atas. Terkait integritas para calon terpilih, kata Hetifah, Komisi II tidak meragukan lagi karena para calon telah melewati serangkaian tes oleh Tim Seleksi (Timsel) yang dibentuk Pemerintah.
“Salah satu hal yang menjadi pertimbangan Komisi II adalah kemampuan komunikasi dan kerjasama antara KPU-Bawaslu dengan Komisi II. Salama ini, hubungan Komisi II dengan KPU sering mengalami ketegangan. Padahal Komisi II tidak pernah mencampuri dan bahkan mengintervensi kebijakan-kebijakan KPU. Komisi II justru mengaja kemandirian KPU sebagai penyelenggara Pemilu," ujar Hetifah.