Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen DPD Bantah Bersekongkol Dengan MA

Sudarsono menegaskan pihak Kesekjenan tetap netral dari kepentingan politik. Kedatangannya ke MA hanya bagian dari tugas Kesekjenan DPD.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Sekjen DPD Bantah Bersekongkol Dengan MA
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua DPD terpilih Oesman Sapta Odang (kedua kiri), Wakil Ketua I DPD Nono Sampono (kiri) dan Wakil Ketua III DPD Darmayanti Lubis (ketiga kiri) saat dilantik pada Sidang Paripurna ke 9 DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2017) malam. Oesman Sapta Odang terpilih secara Aklamasi sebagai Ketua DPD periode April 2017 hingga September 2019 menggantikan Mohammad Saleh pada Rapat Paripurna DPD. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Sudarsono Hardjosoekarto membantah menjadi loyalis Oesman Sapta Odang (OSO).

Meskipun, Sudarsono mengantar undangan ke Mahkamah Agung (MA) berisi pelantikan Pimpinan DPD baru.

Sudarsono menegaskan pihak Kesekjenan tetap netral dari kepentingan politik. Kedatangannya ke MA hanya bagian dari tugas Kesekjenan DPD.

"Yang disebut loyalis itu hanya Pak Pasek, saya ada ini netralitas," kata Sudarsono di Kompleks Parlemen, Kamis (7/4/2017) malam.

Sudarsono lalu menjelaskan alasan mengajak Senator Bali yang juga Politikus Hanura Gede Pasek Suardika ke Mahkamah Agung. Kedatangan Sudarsono untuk menjelaskan pemilihan pimpinan DPD kepada MA.

"Yang mengundang memang saya, harus ada yg menjelaskan bukan hanya saya sendiri," kata Sudarsono.

Berita Rekomendasi

Pertemuan antara Sudarsono, Pasek dan Suwadi berlangsung cukup lama. Sudarsono mengaku sempat berdebat dengan Suwardi sebelum akhirnya melantik OSO. Sebab, terdapat polemik dalam pemilihan Pimpinan DPD baru.

Hal itu terkait, Putusan Mahkamah Agung yang mencabut Tata Tertib Nomor 1 Tahun 2017 membuat masa jabatan pimpinan DPD kembali menjadi 5 tahun. Dicabutnya Tatib DPD itu, komposisi Wakil Ketua DPD yang saat ini dijabat GKR Hemas dan Farouk Muhammad.

Namun, DPD tetap melakukan pemilihan pimpinan baru dan terpilih lah OSO sebagai Ketua, dan Nono Sampono dan Darmayanti Lubis yang menjabat Wakil Ketua DPD. Permintaan pengambilan sumpah terhadap Oesman, Nono, dan Darmayanti tercantum dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Badan Kehormatan DPD AM Fatwa dan senator Riri Damayanti.

"Dengan dua wakil ketua, saya berdebat dengan versi saya sebagai Kesekjenan. Akhirnya diundang semua kepala-kepala kamar MA, ada yang kepala kamar bagian militer, PTUN, sama yang galak itu, Pak Artidjo (hakim agung Artidjo Alkostar). Saya sendirian," kata Sudarsono.

Awalnya, Sudarsono tidak datang sendirian. Dia datang bersama pejabat Kesekjenan DPD, Adam. Akan tetapi, Sudarsono mengaku dengan terpaksa meminta Adam kembali untuk menjadi saksi proses pemilihan Ketua DPD baru.

"Kalau nanti datang terus hasilnya tidak dilantik, siapa saksinya? setengah menyesal minta pak adam pulang," imbuh Sudarsono.

Sudarsono beranggapan tidak mungkin dirinya datang sendiri menjelaskan ke pihak MA. Dia berinisiatif menghubungi senator-senator yang mengikuti sidang pemilihan pimpinan DPD. Awalnya, ia menghubungi Senator Jawa Tengan Bambang Sadono. Tetapi, Bambang tidak mengangkat telepon.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas