Boni Hargens: Oesman Sapta Odang Perkuat Peran DPD
Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai ketua Dwan Perwakilan Daerah (DPD) menjadi langkah positif bagi perkembangam lembaga para senator ini.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Terpilihnya Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai ketua Dwan Perwakilan Daerah (DPD) menjadi langkah positif bagi perkembangam lembaga para senator ini. DPD, butuh pemipin yang pasti dan proaktif bekerja untuk kepentingan dan aspirasi daerah.
"DPD butuh kepastian soal kepemimpinan karena vakum menyebabkan kerja lembaga ini tidak terarah. Terpilihnya OSO adalah langkah positif agar lembaga ini lebih proaktif bekerja untuk aspirasi dan kepentingan daerah," jelas Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens.
Dalam keterangannya yang diterima tribunnews.com, Sabtu (8/4/2017), sejumlah penilaian yang menyebut DPD cacat dan mandul bisa ditepis bila memiliki Ketua DPD yang memiliki strong leadership.
OSO kata Boni, memiliki karakter kepemimpinan tegas, menjadi figur yang membangkitkan etos kerja bagi lembaga DPD ini.
"DPD ini perwakilan teritorial yang mandul sejak awal lahirnya. Kalau dulu yang jadi masalah adalah perangkat legislasi yang membatasi kewenangan DPD, sekarang yang jadi masalah adalah leadership dan etos kerja lembaga," papar Boni.
"Terpilihnya OSO adalah momentum untuk melakukan pembenahan total di lembaga para senator tersebut," tegas Boni.
Ia berharap, kegaduhan akibat polemik pemilihan ketua DPD segera dihentikan. Saatnya seluruh anggota DPD bekerja dan menunjukan kinerja yang baik kepada konstituen masing-masing.
Kisruh yang berkepanjangan tidak produktif dan malah berpotensi perburuk citra DPD.
"Kalau yang dipersoalkan itu proses pemilihannya, saya kira tidak ada yang menyalahi aturan. OSO terpilih secara aklamasi dan hal itu seleras dengan prinsip politik 'musyawarah mufakat' dalam demokrasi Pancasila," ujar Boni.
Ditegaskan kembali, jika masih ada anggota DPD yang tidak menerima kemenangan OSO, patut dicrigai sebagai lawan politik yang disetir oleh figur yang tidak puas. "Yang melawan OSO adalah lawan politik yang tentu menghendaki figur lain," tegasnya.