Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ruang Rapat DPD jadi Rebutan

GKR Hemas tetap tidak mengakui kepemimpinan Osman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang baru

Editor: Sanusi
zoom-in Ruang Rapat DPD jadi Rebutan
Tribunnews.com/Adiatmaputra Fajar
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI kubu GKR Hemas telah melakukan rapat Panitia Musyawarah (Panmus). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GKR Hemas tetap tidak mengakui kepemimpinan Osman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang baru. Meski tidak melakukan perlawanan hukum, Hemas masih menunggu Ketua Mahkamah Agung (MA) pulang. Sementara ruang kerja Hemas, sempat terkunci.

"Saya kira belum perlu (jalur hukum). Karena kami masih menunggu Ketua MA untuk ketua yang ilegal kemarin. Saya kira apa yang mereka lakukan menurut kami adalah ilegal," ujar Hemas.

Hemas menjelaskan alasan pimpinan DPD RI versi OSO ilegal karena tidak menaati aturan hukum dan Tata Tertib. Menurut Hemas, kubunya sudah melaksanakan apa yang diminta Mahkamah Agung (MA) dalam hal ini menjalankan Tata Tertib DPD RI no.1 tahun 2014 terkait penambahan masa jabatan pimpinan jadi lima tahun.

"Karena kita harus tetap taat pada hukum kami sudah harus menjalankan apa yang sudah diputuskan oleh MA," ungkap Hemas.

Senin (10/4) kemarin, suasana pasca pelantikan pimpinan DPD yang baru oleh Wakil Ketua MA Suwardi, Selasa (4/4) lalu tetap memanas. Suwandi melantik Oesman Sapta Odang menjabat Ketua DPD, Nono Sampono menjadi Wakil Ketua I, dan Darmayanti Lubis menjadi Wakil Ketua II untuk periode 2017-2019.

Namun, tetap tak diakui oleh kubu Hemas. Dua rapat panitia musyawarah (panmus), bahkan digelar kemarin. Rapat panmus dengan Ketua DPD OSOdang digelar di ruang rapat pimpinan DPD, lantai 8, Nusantara III, Kompleks Parlemen.

Di waktu yang sama, dua pimpinan lama, GKR Hemas dan Farouk Muhammad juga menggelar rapat panmus bertempat di ruang Samithi, Nusantara V.

Berita Rekomendasi

Usai rapat, Hemas kemudian membacakan dua simpulan rapat dan menegaskan bahwa rapat panmus yang dipimpinnya adalah yang sah. Meski panmus yang diprakarsai Hemas dan Farouk tak dihadiri Sekretaris Jenderal DPD, namun pihak Hemas dan Farouk tetap meyakini bahwa panmus yang dipimpin Oesman Sapta ilegal.

"Kami mau difasilitasi atau tidak kami harus tetap melaksanakan rapat panmus ini. Panmus yang dilaksanakan dan diprakarsai sekjen itu juga merupakan kesalahan. Panmus ilegal," ucap Hemas.

Adapun, rapat panmus kubu Oesman Sapta sempat diwarnai protes dari kubu Farouk-Hemas.

Anggota DPD dari Maluku Anna Latuconsina dan anggota DPD dari Kalimantan Selatan Sofwat Hadi protes karena ruang panmus di lantai 8 masih dikunci. Padahal pada undangan rapat yang mereka terima, tercantum Pukul 10.00 WIB kemarin.

Terkunci

Memanasnya situasi juga tercermin ruang kantor Hemas yang masih terkunci. Ketua Tim Komite II DPD RI Anna Latuconsina menilai ada dua kubu di DPD. Pasalnya keberadaan Hemas tidak difasilitasi oleh Kesekjenan DPD RI. "Daftar hadir tidak ada semua ruangan masih dikunci ini berarti ada dua kubu," ujar Anna.

Anna pun menilai Sekjen DPD RI telah berpihak kepada Oesman Sapta Odang. Karena selama rombongan pimpinan GKR Hemas tiba, semua ruangan masih terkunci. "Sekjen tidak netral kami dateng dikunci," kata Anna.

Anggota DPD kubu OSO Ahmad Muqowam membantah adanya dualisme kepemimpinan. Hal itu dijelaskan oleh Anggota DPD RI Akhmad Muqowam. Ia menegaskan, secara hukum OSO sudah dilantik oleh MA. Karena hal itu, secara legalitas Muqowam menilai Oso sudah legal jadi Ketua DPD RI."Pak OSO sudah dilantik, pak ketua juga hadir ketawa-ketawa saja.

Ia kemudian berujar saat ditanyakan ruangan yang masih terkunci, adalah hal wajar. Hal ini dikarenakan pimpinan yang baru (OSO red) belum tiba. "Sekarang pimpinannya siapa? Kalau pak Oso belum datang kita tunggu dia," katanya.

Dan saat OSO tiba di lantai delapan untuk memimpin rapat, seluruh ruang kerja pimpinan DPD RI sebelumnya milik Mohammad Saleh, Farouk Muhammad, dan GKR Hemas diberikan. Bahkan, OSO bisa menggunakan ruang rapat dan menjalankan rapat Panmus.

Dari pantauan Tribunnews.com, foto pimpinan DPD RI juga telah diubah menjadi OSO, Nono Sampono, dan Damayati Lubis yang tersenyum.

Padahal pekan lalu, foto Saleh, Farouk, dan GKR Hemas masih terpampang di ruang tamu kantor DPD RI.Sedangkan ruang kerja Saleh dan Farouk masih terlihat papan nama mereka. Namun ruang milik GKR Hemas sudah dicopot papannya, menyisakan kekosongan. (tribunnews/fajar/ferdinand)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas