TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri memastikan ledakan di depan Gereja Santo Yusuf, Ambarawa, Jateng, Kamis (13/4), berasal dari petasan yang dimasukkan ke dalam botol kaca bekas wadah minuman energi.

Polisi juga menyatakan terduga pelaku teror di Ambarawa tersebut telah ditangkap.

"Ledakan tersebut terbuat dari botol Kratingdaeng yang diisi petasan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, di Jakarta, Kamis sore.

Ledakan di depan Gereja Santo Yusuf atau Gereja Jago terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, sejumlah umat sedang mempersiapkan penyelenggaran misa Kamis Putih di gereja yang terletak di Jalan Sugiyopranoto, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, tersebut.

Rikwanto mengatakan, sekitar pukul 14.00 WIB, seorang jemaat gereja mendapati seorang pria berambut gondrong di pintu sisi selatan. Pria gondrong itu ditegur namun dia melarikan diri sambil melemparkan benda yang menimbulkan ledakan dan api.

Saksi kemudian melapor ke petugas keamanan yang berada di sisi lain gereja.
Ledakan itu juga mengejutkan orang-orang yang di dalam gereja. Mereka pun mendatangi sumber suara di pintu selatan gereja.

"Awalnya saya kira suara petasan, tapi kok berulang-ulang. Setelah di cek di gerbang selatan ternyata ada api dan banyak botol," kata Eko Setia Budi (50), karyawan Gereja Jago.

Melihat kobaran api di gerbang selatan gereja, warga berupaya memadamkan api. Mereka mengambil air dan menyiramkannya ke api. Saat itu, seorang pria bertingkah mencurigakan menjauh dari gereja dan menyeberangi jalan raya.

Pria tersebut kemudian ditangkap oleh polisi yang sedang berpatroli. "Pria berkaus putih rambutnya gondrong tersebut langsung diamankan dan dibawa ke pos satpam gereja," ungkap Eko.

Pria yang ditangkap polisi diidentifikasi sebagai Muhammad Fahrudin (37), warga Bergas, Kabupaten Semarang. Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan lima botol kaca, dua di antaranya sudah pecah, 16 buah petasan kembang api, sepasang sandal kulit warna hitam, sebuah topi rimba, sebuah serbet makan dan handuk kecil, korek api, serta pohon ketela yang terbakar. (tribunnews.com/abdul qodir/tribun jateng)