TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyarankan agar Konferensi Asia Afrika yang sesungguhnya, seperti 18 April 1955 silam, ketika pertama kalinya konferensi kembali digelar.

Konferensi Asia Afrika pada tahun 2015 lalu merupakan rangkaian seremoni yang digelar di Jakarta dan Bandung.

"Saya berharap suatu saat Bapak Presiden pada tanggal yang sama kita dapat bertemu kembali entah di mana bukan untuk perayaan seremonial, tapi Konferensi Asia Afrika seperti tahun 55," ujar Megawati saat berpidato dalam acara Peringatan Konferensi Asia Afrika di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Megawati mengajak Presiden dan sejumlah perwakilan negara anggota Asia dan Afrika untuk benar-benar memikirkan secara serius mengenai pelaksanaan konferensi yang sesungguhnya dalam rangka menjawab tantangan global.

"Mungkin ini yang disebut (KAA) yang kedua. Sudah saatnya kita mengevaluasi berbagai problem akibat globalisasi dan pasar bebas ini," ujar Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini juga mengingatkan bahwa negara-negara peserta memiliki hutang kemerdekaan, yaitu kemerdekaan Palestina yang selalu menjadi isu utama dalam setiap seremoni yang dilakukan.

"Sekarang, negara-negara Asia-Afrika telah banyak yang merdeka. Terapi menurut saya, dan tentunya ini merupakan sebuah hutang sejarah kemerdekaan yang harus tetap kita perjuangkan, baik secara bangsa maupun secara pribadi," kata Megawati.