Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

GKR Hemas Cerita Soal Polemik DPD di Komnas Perempuan

"Bagaimana DPD sekarang sedang mengalami satu yang kurang enak, kurang baik, kurang bermartabat,"

Editor: Adi Suhendi
zoom-in GKR Hemas Cerita Soal Polemik DPD di Komnas Perempuan
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Gusti Kanjeng Ratu Hemas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gusti Kanjeng Ratu Hemas menceritakan kemelut di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang terjadi 3 April 2017.

Hemas bercerita hal tersebut dalam acara peringatan Hari Kartini yang digelar di kantor Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Jakarta Pusat, Kamis (20/4/2017).

Ia menganggap peristiwa itu merupakan bagian dari catatan buruk terhadap perlindungan perempuan.

"Bagaimana DPD sekarang sedang mengalami satu yang kurang enak, kurang baik, kurang bermartabat, karena kita lihat bahwa, saya merasakan betul bentuk kekerasan yang terjadi pada tanggal 3 April kemarin," ujar Hemas.

Pada 3 April lalu digelar sidang paripurna DPD RI dengan agenda pemilihan pimpinan baru DPD RI.

Hemas dan sejumlah anggota serta pimpinan DPD lainnya menolak agenda pemilihan pimpinan baru.

BERITA TERKAIT

Alasannya peraturan DPD RI nomor 1 tahun 2016 dan 2017 yang mengatur soal masa jabatan 2,5 tahun, sudah dicabut Mahkamah Agung (MA).

Namun, kelompok yang mengabaikan putusan MA itu memaksa agar pemilihan pimpinan dilaksanakan.

Hingga terjadi kekerasan terhadap sejumlah anggota DPD RI.

Dalam acara tersebut akhirnya terpilih Osman Sapta Oedang (OSO) sebagai ketua DPD baru dan pimpinan lama termasuk GKR Hemas disingkirkan.

OSO dan Wakil Ketua DPD lain yang saat ini menjabat adalah orang yang sama saat 2014 lalu kalah dalam pemilihan pimpinan DPD.

Dalam pemilihan terebut, Irman Gusman yang saat ini ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih sebagai Ketua DPD, dan GKR Hemas sebagai seorang wakilnya.

"Mereka berhasil melakukan kudeta, ini kudeta, dan ini pimpinan yang tidak sah," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas