Menko PMK Tinjau Langsung Kesiapan Pelaksanaan Ibadah Haji di Arab Saudi
Sukses penyelenggaraan Ibadah Haji tak lepas dari upaya kerja bersama dan gotong royong.
Editor: Hasanudin Aco
![Menko PMK Tinjau Langsung Kesiapan Pelaksanaan Ibadah Haji di Arab Saudi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menko-pmk-puan_20170421_084751.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Sukses penyelenggaraan Ibadah Haji tak lepas dari upaya kerja bersama dan gotong royong.
Demikian pengantar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani saat memimpin rapat koordinasi monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Ibadah Haji 1438 H/2017 M di Kota Madinah pada hari pertama kunjungan kerjanya ke Arab Saudi.
“Jamaah Haji asal Indonesia harus dapat menikmati berbagai layanan mulai dari yang pokok hingga ke masalah terkecil sekalipun, termasuk terpenuhinya ketersediaan air minum bagi para Jamaah dalam menghadapi badai panas (heat stroke) di Tanah Suci,” ujar Menko Puan, Jumat (21/4/2017).
Pada rakor yang digelar sejak pagi hingga siang waktu Kota Madinah, Arab Saudi itu, Menko PMK juga menyimak laporan terkini Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin yang antara lain memaparkan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH); akomodasi Jamaah baik selama berada di Madinah maupun Makkah; dan profil Jamaah Haji asal Indonesia yang dipastikan berangkat menunaikan Ibadah Haji pada Musim Haji tahun 2017.
Per 18 April 2017 hingga pukul 17.00 WIB, pelunasan BPIH untuk Haji Reguler telah dilunasi oleh sebanyak 111.159 calon haji (calhaj) atau sekitar 54,49 persen dan Haji Khusus sebanyak 10.773 calhaj atau sekitar 68,78 persen.
Para calhaj yang akan berangkat untuk usia 45 – 50 thn jumlahnya mencapai 24,05 persen, usia kurang dari 41 thn sekitar 10,88 persen, usia 51 – 60 thn mencapai 32,15 persen, usia di atas 60 tahun mencapai 24 persen, dan Calhaj yang tergolong berisiko tinggi mencapai 67 persen.
Kuota Jamaah Haji Indonesia diketahui sudah kembali normal 100 persen atau menjadi 221 ribu calhaj termasuk tambahan kuota sebanyak 10 ribu jamaah, terdiri atas 204.000 calhaj Reguler dan 17.000 calhaj Khusus.
Sejauh ini, Kemenag telah mengupayakan pemondokan atau akomodasi Jamaah selama berlangsungnya ibadah haji yiatu di Kota Makkah telah mencapai 98,95 persen atau berkapasitas sekitar 205.394 calhaj, sedangkan di Kota Madinah mencapai 36,72 persen atau berkapasitas sekitar 75.429 calhaj.
Akomodasi di Makkah berada di enam wilayah yaitu Aziziah, Mahbas Jin, Misfalah, Jarwal, Syisyah dan Raudah yang menggunakan 150 Hotel dan mampu menampung Jamaah sekitar 207.880 calhaj. Ke-150 hotel di enam wilayah itu telah dipastikan 100 persen khusus menampung Jamaah asal Indonesia dengan repeat order sebanyak 56 persen dan sisanya merupakan hotel baru.
Sedangkan kebutuhan akomodasi Jamaah haji di Kota Madinah sebanyak 207.740 pax. Progress negoisasi pemondokan telah mencapai 36 persen yang direncanakan dapat menampung sekitar 75.429 calhaj.
Menko PMK selanjutnya meminta agar para calhaj paham dan siap atas segala tahapan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan kegiatan Manasik haji yang sudah mereka coba latih sejak masih di tanah air. Menko PMK mengungkapkan perhatiannya terhadap kondisi kesehatan para Calhaj asal Indonesia.
“Pemerintah mengimbau agar Jamaah Haji Asal Indonesia dapat memahami kondisi tubuh mereka masing-masing untuk kemudian melakukan berbagai cara agar kondisi kesehatan serta stamina Jamaah Haji tetap prima,” harap Puan.
Terlebih karena memang akan ada sekitar dua juta Jamaah Haji dari seluruh dunia yang akan berkumpul di kawasan ARMUZNA (Arafah – Muzdalifah – Mina) dalam mengikuti puncak kegiatan ibadah haji.
“Rasa lelah tentu akan muncul. Kesehatan tubuh tetap harus terjaga agar tidak terjadi gangguan kesehatan yang kritis. Saya minta Tim tenaga kesehatan terus berkoordinasi hingga nanti para Jamaah selesai melaksanakan ibadah hajinya,” kata Puan.
Menko PMK mengingatkan agar ke depan diusahakan 100 % pemondokan menggunakan kontrak jangka panjang, sehingga dapat ditekan biayanya. Selain itu Menko PMK mengingatkan pentingnya gizi dalam menu makanan serta mempertimbangkan cita rasa Indonesia.
Terkait pelayanan di Arofah Menko PMK mengingatkan kembali Menteri Agama agar terus meminta kepada Pemerintah Arab Saudi ikut memperhatikan fasilitas toilet. Selain demi kesehatan para Jemaah juga kenyamanan. Fasilitas tenda juga mendapat perhatian dari Menko PMK.
Setiap tenda hendaknya dilengkapi dengan AC yang memadai, agar secara tidak langsung mengurangi resiko heatstroke. Setiap tenda harus di perhatikan ketersediaan air minum agar Jemaah haji tidak mengalami dehidrasi.
Hadir dalam Rapat Koordinasi Monitoring Dan Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1438 H/2017 M antara lain Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegibriel, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono serta para pejabat terkait.
Usai memimpin dan memberikan arahan dalam rapat koordinasi terkait monitoring dan evaluasi persiapan pelaksanaan Ibadah Haji pada tahun 1438 H/2017 Menko PMK, Puan Maharani, didampingi Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, berkesempatan meninjau fasilitas Klinik Haji Indonesia yang sebelumnya merupakan Balai Pengobatan Haji Indonesia. Menkes menjelaskan bahwa masalah utama Klinik Haji Indonesia adalah terkait penyewaan tempat. Apabila dimungkinkan pada masa depan, klinik haji itu punya tempat yang permanen.
Menko PMK lalu mengecek langsung fasilitas ruang perawatan, stok obat-obatan, termasuk ruang gawat darurat. Guna menjaga kebersihan, memang saat peninjauan berlangsung, segala sarana kesehatan dibungkus/ditutup plastik. Namun Menko PMK sempat memastikan baiknya kondisi alat kesehatan itu dengan membuka penutupnya.
Fasilitas kesehatan yang ditinjau Menko PMK ini menyediakan 75 tempat tidur rawat; 20 tempat tidur UGD dan 80 petugas kesehatan haji. Sifat pelayanan adalah pelayanan dasar dan emergensi. Lantai 1 Klinik Haji Indonesia dimanfaatkan untuk ruang rawat Psikiatri, ruang rawat laki-laki dan perempuan dan ruang penunjang seperti radiologi, laboratorium, gizi, poli gigi dan ruang linen.
Sementara lantai 2 dipergunakan untuk depo obat dan alat kesehatan, dan ruang kerja petugas sanitasi surveilans dan siskohatkes. Guna memberikan pelayanan maksimal, Klinik Haji Indonesia dilengkapi dengan delapan ambulans dan 80 petugas.
Perhatian Menko PMK untuk memberikan pelayanan haji secara maksimal tidak hanya selama di Arab Saudi, tetapi juga sejak keberangkatan di Tanah Air. Menko PMK meminta agar ke depan disiapkan materi manasik menggunakan kearifan lokal.
“Perlu disiapkan buku manasik disetiap embarkasi menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah” kata Menko PMK.
Sebelumnya di Jakarta, Menko PMK juga menggelar rapat koordinasi terkait penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2017 untuk memastikan berbagai kesiapan pelaksanaan ibadah rukun Islam yang ke-5 lima ini.
“Semua persiapan harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita harus mengingat betul bahwa dengan penambahan jumlah kuota haji ini, berarti jumlah orang yang akan kita layani juga semakin banyak,” kata Menko PMK seusai rakor yang terselenggara pada pertengahan Maret lalu itu.