Irjen Zulkarnain Minta Bantuan 3 Polda di Sumatera Cari Ratusan Napi yang Kabur
Sejauh ini sudah 216 napi berhasil dibekuk kembali aparat kepolisian. Sedangkan total napi dan tahanan yang kabur adalah 442 orang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kapolda Riau, Irjen Zulkarnain meminta bantuan Polda Kepri, Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Utara untuk membantu pencarian sekitar 200-an napi dan tahanan yang kabur dari Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau.
Sejauh ini sudah 216 napi berhasil dibekuk kembali aparat kepolisian. Sedangkan total napi dan tahanan yang kabur adalah 442 orang.
Polda-polda tetangga diminta untuk melakukan penyekatan dan operasi untuk membantu Polda Riau menangkap kembali 200-an napi dan tahanan yang masih kabur.
"Diminta melakukan penyekatan, razia, pengecekan di jalur lalu lintaas, kemudian di dermaga dan di pelabuhan, bandar udara," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau, Kombes Guntur Aryo Tejo, ketika diwawancarai Kompas TV dalam Program Kompas Petang,Sabtu (6/5/2017) sore.
Menurut Guntur, 216 napi dan tahanan yang kabur tertangkap petugas saat bersembunyi di perumahan warga sekitar rutan dan saat melakukan pelarian dengan angkutan umum di beberapa kabupaten di Provinsi Riau. Di antaranya di Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis.
Sampai saat ini, ratusan personel kepolisian dari Polda Riau dan sejumlah polres masih melakukan pencarian serta pengejaran terhadap para napi dan tahanan yang masih melarikan diri.
Sementara, kondisi di dalam Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk sudah kondusif. Sejumlah napi dan tahanan yang sebelumnya berkeliaran di sekitar rutan sudah kembali ke blok masing-masing.
Selain itu, ada 700 personel gabungan dari Polri, TNI dan Satpol yang melakukan penjagaan di sekeliling rutan.
Diberitakan, kerusuhan disertai bentrok fisik terjadi di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, terjadi pada Jumat siang kemarin, menjelang para penghuni dikeluarkan dari sel untuk pelaksanaan Salat Jumat.
Pembakaran dan perusakan fasilitas rutan dilakukan para napi dan tahanan.
Penyebab kerusuhan sendiri diduga dipicu kelebihan kapasitas, minimnya fasilitas air dan adanya pelayanan atau perlakuan petugas rutan yang tidak mengenakkan.(*)