Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Desak Bebaskan Ahok Warga 3 Kabupaten di NTT Gelar Aksi Bakar Lilin

Ribuan warga di tiga kabupaten di daratan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi bakar lilin di wilayahnya masing-masing.

zoom-in Desak Bebaskan Ahok Warga 3 Kabupaten di NTT Gelar Aksi Bakar Lilin
Dokumen Wendy Nahak
Ribuan warga Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi bakar 1.000 agar Ahok segera dibebaskan. Aksi itu digelar di Lapangan Umum Betun, Rabu (10/5/2017) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan warga di tiga kabupaten di daratan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi bakar lilin di wilayahnya masing-masing.

Aksi itu dilakukan guna mendesak agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera dibebaskan dari hukuman penjara.

Aksi ribuan warga itu digelar secara serentaka di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Malaka, Rabu (10/5/2017) malam.

Koodinator aksi di Kabupaten TTS, Romo Ento Tnomel mengatakan, aksi ini digagas oleh Pemuda Kristen Efata dan didukung oleh Orang Muda Katolik Gereja Katolik Madros Soe dan semua pemuda dari berbagai elemen.

“Tujuan kita ialah untuk mendukung Ahok untuk segera dibebaskan dari penjara dan segala tuntutan hukum serta keadilan hukum. Kita juga buat seruan anti-radikalisme untuk memecah belah NKRI, menjaga persatuan di NKRI serta meminta keadilan dari kaum minoritas,” kata Romo Ento kepada Kompas.com, Rabu malam.

Aksi bakar lilin, kata Romo Ento, dilakukan di sepanjang jalan depan lapangan Puspenmas, Kecamatan Kota Soe, dan diikuti langsung oleh Bupati TTS Paul Mella dan sejumlah pimpinan forum komunikasi pimpinan daerah serta ribuan warga Kota Soe.

Sementara itu, di Kabupaten TTU, aksi menyalakan 1.000 lilin digelar di depan kantor Pengadilan Negeri Kefamenanu di Jalan EL Tari, Kecamatan Kota Kefamenanu.

BERITA REKOMENDASI

Koordinator aksi, Wilem Oki menjelaskan, pihaknya menolak rasisme penegakan hukum dan lawan radikalisme yang merongrong kebinekaan Indonesia.

“Ini adalah buah refleksi atas vonis hakim terhadap Ahok. Kita melihat wibawa negara telah di runtuhkan oleh kelompok tertentu yang memaksa negara melalui lembaga peradilan untuk menghukum seseorang yang tidak memiliki niat melakukan penistaan,” ucapnya.

Menurut Wilem, vonis hakim terhadap Ahok tersebut menjadi bukti nyata bahwa negara telah takluk di bawah keinginan kelompok atau golongan tertentu.

“Kita membakar 1.000 lilin di Kabupaten TTU, sebagai simbol aksi cahaya atau doa untuk menerangi persatuan dan kedamaian negara, sekaligus mengirim pesan ke Jakarta bahwa yang berhak terhadap negeri ini, bukan hanya kelompok atau golongan tertentu yang getol berjuang setiap saat atas nama agama, untuk menghukum orang lain atau golongan lain, tetapi kami juga memiliki hak yang sama atas negara ini,” tegasnya.

Penegakan hukum di negara ini, lanjutnya, tidak boleh disandera oleh parade politik ketakutan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat keagamaan yang didukung elit politik, karena akan semakin mengancam eksistensi NKRI.

“Aksi bakar 1.000 lilin juga kami lakukan sebagai bentuk dukungan dan doa kami untuk Ahok, agar tetap kuat dalam menghadapi situasi sulit ini, sekaligus juga kami ingin mengirim terang kepada para hakim dan politisi di Jakarta, agar lebih serius memikirkan eksistensi NKRI daripada tenggelam dalam proses perebutan kekuasaan yang saling memecah belah,” jelasnya.

Aksi serupa juga digelar di Kabupaten Malaka dan berpusat di Lapangan Umum Betun, Desa WEhali, Kecamatan Malaka Tengah. Koordinator aksi, Wendy Nahak mengatakan, tujuan aksi menyalakan 1.000 lilin untuk Ahok merupakan wujud solidaritas menjaga dan memelihara keutuhan bangsa Indonesia.

Kegiatan ini juga dilakukan dengan doa bersama kepada Ahok dan berharap kondisi bangsa ini segera membaik.

“Kita juga menolak paham radikal yang ingin merongrong Pancasila dan kebinekaan kita. Semua masyarakat Malaka yang menghadiri kegiatan aksi solidaritas 1.000 lilin untuk Ahok terdiri dari berbagai agama, Muslim, Katolik, Kristen Protestan, dan elemen lainnya,” jelasnya.

Menurut Wendy, aksi yang dihadiri oleh ribuan warga Malaka itu semuanya sepakat menolak perbedaan. Sebab, kata dia, musuh yang dihadapi warga bukan agama, melainkan kekuasaan yang menindas.

“Ini seruan moral kita dan kita berharap agar Ahok bisa segera dibebaskan dari segala tuntutan jaksa, karena memang Ahok tidak bersalah,” pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas