Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Tak Terindikasi Menyerang Novel Polisi akan Cek Call Data Recorder Telepon Genggam AL

Terduga pelaku penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menilai polisi salah alamat.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Meski Tak Terindikasi Menyerang Novel Polisi akan Cek Call Data Recorder Telepon Genggam AL
Tribunnews.com/Glery Lazuardi
Rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mendapatkan pengamanan petugas keamanan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terduga pelaku penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menilai polisi salah alamat.

Pria berinisial AL itu membantah tudingan bahwa dirinya adalah pelaku penyiraman air keras ke Novel.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menyatakan, polisi telah memeriksa AL pada kasus penyerangan Novel. AL pun membantah keras.

Polisi, kata Argo, tak langsung percaya bantahan AL. Menurut Argo, tim penyidik Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri akan memeriksa call data recorder (CDR) telepon genggam AL.

"Sedang kami cek CDR miliknya, dicek ponselnya di mana, saat kejadian di mana, jadi kita masih bekerja," kata Argo pada jumpa pers di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/5/2017) malam.

Argo juga menjelaskan, polisi belum menetapkan status apapun terhadap AL.

"Dia belum pasti apakah pelaku atau bukan. Tetapi polisi tetap akan menanyakan atau mencari alibi yang sebenarnya dia itu siapa, di mana, dan saat kejadian sedang apa," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Polisi menemukan AL setelah meminta keterangan dari Novel yang hingga kemarin masih dirawat di rumah sakit di Singapura. Upaya mengorek keterangan dari Novel bukan perkara gampang.

Baca: Polisi Lepaskan AL karena Tak Terindikasi sebagai Pelaku Penyerangan Novel Baswedan

"Awalnya memang tim kami tidak diizinkan untuk memeriksanya karena masih dalam kondisi sakit," kata Argo.

Belakangan, setelah kondisi Novel lebih baik, penyidik diizinkan menemuinya.

Tim dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri segera terbang ke Singapura untuk meminta keterangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berlatar belakang perwira Polri itu.

Kepada penyidik Polri, Novel menunjukkan foto terduga pelaku penyerangan. Sesuai memeriksa Novel, penyidik kembali ke Jakarta dan segera melacak petunjuk yang didapat dari Novel.

Polisi tidak menjelaskan secara detail bagaimana proses penyidik mendapatkan foto dari Novel. Polisi juga tidak menjelaskan foto seperti apa yang dimiliki Novel.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto menduga, Novel menyerahkan foto terduga pelaku penyerangan berdasarkan keyakinannya sebagai korban. Apalagi, Novel merupakan seorang penyidik.

"Dia yang memberikan foto itu. Mungkin dia mengingat atau pernah melihatnya sehingga diberikan kepada tim Polri. Tim kemudian melakukan pendalaman," ujar Setyo yang juga hadir pada jumpa pers di Polda Metro Jaya, Rabu malam.

Setyo menyatakan, tim kepolisian tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap AL. Karena itu, polisi belum menyematkan status saksi apalagi status tersangka terhadap AL.

"Statusnya bukan saksi. Tapi, masih dalam pendalaman," jelasnya.

Seperti diberitakan, penyidik KPK Novel Baswedan mendapat serangan air keras sepulang salat subuh di dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017.

Pelaku adalah dua pria yang beraksi menggunakan sebuah sepeda motor.

Penyerangan air keras itu membuat beberapa bagian wajah, termasuk mata Novel terluka. Novel kemudian dirawat di Singapore National Eye Centre, di Singapura. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas