Fahri Hamzah Diusir dari Manado sebagai Bukti Warga Sulut Cinta Indonesia
Massa membawa spanduk dan poster yang berisikan berbagai seruan, di antaranya bertuliskan "Usir si mulut busuk Fahri".
Editor: Fajar Anjungroso
Mengapa massa begitu keras menolak kedatangan Fahri di Manado?
Dalam setiap orasi yang disampaikan, massa menolak Fahri karena dianggap kerap melontarkan pernyataan yang memicu intoleransi.
"Jelas kami tidak ingin orang seperti itu hadir di Sulut. Kami mencintai bangsa ini dan jangan dipecah belah," ujar Olden Kansil, salah satu orator.
"Kami tidak mau didatangi kelompok atau orang yang pernyataannya bisa memecah persatuan bangsa ini. Kami cinta damai, kami peduli dan kami juga anak bangsa. Ini bukan sekedar masalah suku dan golongan tapi sebagai bagian dari bangsa Indonesia," ujar Olden kemudian.
Fahri yang dikonfirmasi kemudian enggan berkomentar banyak. Dia hanya menekankan sebuah dialog penting untuk dibangun.
"Bangsa kita terlalu besar, kompleks dan tidak bisa disederhakanakan. Maka sebaiknya kita tempuh jalur dialog," kata Fahri singkat saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Sabtu.
Fahri hanya beberapa jam di Manado. Ketika sempat keluar dari bandara, dia hanya berkunjung sebentar ke Kantor Gubernur Sulawesi Utara.
Itu pun berhasil keluar dari kantor gubernur yang sudah diserbu massa karena keluar lewat pintu belakang dengan menggunakan mobil polisi.
Seharusnya Fahri menghadiri diskusi publik yang akan digelar di salah satu restoran. Namun rencana itu dibatalkan dan dia pun pulang sore itu juga.
(Caroline Damanik/kompas.com)