Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringatan Tragedi 12 Mei, Universitas Trisakti Masuki Era Baru

kehadiran pemerintah di Usakti juga sekaligus jadi awal pembenahan kelembagaan Usakti yang berjuang untuk mempertahankan Usakti sebagai aset negara

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Peringatan Tragedi 12 Mei, Universitas Trisakti Masuki Era Baru
ISTIMEWA
Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti menaburkan bunga di salah satu Monumen Pahlawan Reformasi Trisakti pada saat acara Memperingati 19 Tahun Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta (12/5/17). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Trisakti (Usakti) didirikan atas prakarsa Presiden Republik Indonesia, Dr. Ir. Soekarno pada tahun 1965, kala itu Usakti dijadikan sebagai kampus kebangsaan dan perjuangan melawan komunisme.

Namun, dikarenakan kondisi keuangan negara pada saat itu dalam keadaan darurat perang, maka Usakti diwajibkan untuk membiayai secara mandiri pendapatan dan belanjanya, sehingga diadministrasikan sebagai perguruan tinggi swasta.

Dalam perjalanannya, Usakti kembali menjadi kampus pergerakan, dengan gugurnya empat orang mahasiswa Usakti sebagai pejuang reformasi pada tahun 1998, yang merupakan tragedi nasional dan awal kebangkitan tata pemerintahan yang baru.

“Kini, dengan sembilan fakultas, 47 program studi Sarjana, Magister, Doktor, Vokasi, dan Spesialis serta sembilan kampus di Jabodetabek, menunjukan potensi dan kinerja Usakti sebagai salah satu perguruan tinggi swasta pertama dan terbesar di Indonesia,” ungkap Rektor Usakti, Ali Ghufron Mukti, usai peringatan 19 tahun Tragedi 12 Mei 1998, di Universitas Trisakti, Jakarta, Jumat (12/5/2017) lalu.

Peran penting Usakti dalam pembentukan bangsa Indonesia pun semakin terlihat, dengan jumlah mahasiswa aktif sebanyak 21.506 mahasiswa, 117.279 lulusan, juga raihan prestasi baik nasional maupun internasional.

“Kini, saya ditugaskan masuk dalam struktur Organisasi Usakti, sebagai pencerminan hadirnya pemerintah di Usakti untuk terus mengembangkan Usakti, pencapaian peningkatan kualitas pendidikan, penelitan termasuk juga pengabdian,” ujar Ghufron yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti.

Ghufron mengatakan, kehadiran pemerintah di Usakti juga sekaligus sebagai awal pembenahan kelembagaan Usakti yang terus berjuang untuk mempertahankan Usakti sebagai aset negara, sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi bentuk Perguruan Tinggi sesuai dengan aspirasi Keluarga Besar Usakti.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Usakti telah membangun strategi untuk mencapai world class university, yaitu melampaui nilai tertinggi akreditasi nasional untuk seluruh program studi yang telah mapan, bersertifikat ASEAN University Network, dan mengikuti perengkingan QS Star.

“Hal tersebut merupakan bukti nyata bahwa Usakti telah memasuki era baru yang lebih profesional,” ujarnya.

Ghufron juga menambahkan, bahwa dengan tata pamong yang baik, dosen yang berkualitas, sarana prasarana yang memadai, dan suasana akademik yang kondunsif serta kemampuan mandiri, Universitas Trisakti telah berhasil mencapai visi misinya.

“Dalam usia Usakti ke 52, kompeten lulusan menjadi hal yang penting, namun bukan segala-galanya, nilai-nilai lokal justru merupakan kunci utama untuk memberikan sumbangan keberlanjutan bangsa Indonesia,” tutup Ghufron. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas