Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Insiden Meriam di Natuna, Anggota Komisi I Minta TNI Lakukan Investigasi

Sukamta mengaku belum mengetahui secara detil kronologi peristiwa tersebut. Namun, ia menduga adanya dua kemungkinan penyebab insiden itu

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Insiden Meriam di Natuna, Anggota Komisi I Minta TNI Lakukan Investigasi
Puspen TNI
Meriam Giant Bow 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Sukamta menyampaikan rasa duka cita atas insiden meriam giant bow yang menewaskan empat prajurit TNI di Natuna, Kepulauan Riau.

“Semoga keluarga yag ditinggalkan diberi ketabahan. Semoga arwah para prajurit yang gugur dalam tugas diterima di Sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Sukamta melalui pesan singkat, Kamis (18/5/2017).

Sukamta mengaku belum mengetahui secara detil kronologi peristiwa tersebut. Namun, ia menduga adanya dua kemungkinan penyebab insiden itu.

Pertama, kerusakan teknis senjatanya yaitu Giant Bow bermerek Chang Chong. "Bisa juga karena kesalahan teknis prajurit yang mengoperasikannya, human error. Bisa jadi juga kombinasi keduanya, kesalahan teknis senjata yang ditambah human error karena panik misalnya," kata Politikus PKS itu.

Sukamta mengingatkan kecelakaan yang menimpa TNI sudah beberapa kali terjadi. Ia menilai kecelakaan tersebut bisa disebabkan kelalalaian manusia atau faktor alutsista.

"Belakangan juga terjadi rudal C705 terlambat meledak saat uji coba September 2016," kata Sukamta.

Berita Rekomendasi

Sukamta mendorong kepada TNI menginvestigasi hal ini secara komprehensif dan memberikan keterangan secara resmi fakta yang terjadi di lapangan.

Apapun hasil investigasinya, kata Sukamta, evaluasi dan peningkatan kualitas prajurit dan alutsista menjadi suatu keharusan. 

"Kita harus tingkatkan skill, kedisiplinan dan kesejahteraan TNI. Senjata yang digunakan prajurit TNI berbahaya semua, seperti meriam giant bow ini yang konon memiliki kecepatan proyektil 970 meter per detik. Maka harus dioperasikan dengan skill dan mental yang tidak main-main," kata Sukamta.

"Selain itu juga pengadaan alutsista musti diperketat pengontrolan kualitasnya. Kita terus mendorong peningkatan alutsista TNI, tidak hanya kuantitasnya, aspek kualitas juga harus diprioritaskan. Lebih baik memiliki jumlah alutsista tidak banyak tapi berkualitas dari pada punya alutsista banyak tapi tidak berkualitas, karena alutsista yang tidak berkualitas membahayakan kita sendiri.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas