Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Adhyaksa Dault: Pak Wiranto Tahu Lah Siapa Saya

Klarifikasi Adhyaksa Dault ke Tjahjo Kumolo, berawal dari tudingan Tjahjo Kumolo, bahwa ada mantan menteri yang anti Pancasila.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Adhyaksa Dault: Pak Wiranto Tahu Lah Siapa Saya
Tribunnews/Lendy Ramadhan
Adhyaksa Dault menyampaikan pidatonya dalam acara pendaulatan dirinya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2015). Sejumlah musisi senior dan tokoh olahraga nasional mendaulat Adhyaksa Dault menjadi Cagub DKI Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adhyaksa Dault mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, via aplikasi WhatsApp, terkait pernyataan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu soal khilafah, atau konsep kepemimpinan umum menurut ajaran Islam.

"(Tjahjo menjawab) dipahami, dan kata beliau mas (Adhyaksa) klarifikasi juga ke Menkopolhukam (Wiranto), dan usahakan untuk bertemu," ujar Adhyaksa Dault saat dihubungi Tribunnews.com.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang kini menjabat Ketua Kwartir Nasional Pramuka itu mengaku belum bisa melakukan klarifikasi ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto.

Pasalnya sang Menko tengah berada di luar negeri.

"Beliau masih ada di luar negeri, insya Allah hari Kamis baru tiba di Jakarta," katanya.

"Pak Wiranto tahu lah siapa saya, waktu saya ketua KNPI, beliau Panglima ABRI nya, waktu saya ketua Garda Merah putih, beliau ketua dewan pembinanya, masa saya dituduh anti Pancasila," katanya.

Klarifikasi Adhyaksa Dault ke Tjahjo Kumolo, berawal dari tudingan Tjahjo Kumolo, bahwa ada mantan menteri yang anti Pancasila.

Berita Rekomendasi

Pernyataan itu didasarkan atas rekaman video Adhyaksa Dault, yang mengaku mendukung konsep khilafah.

Pernyataan tersebut disampaikan mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu saat menghadiri acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada 2013 lalu.

HTI sendiri sudah diumumkan oleh Wiranto, akan dibubarkan. HTI dianggap oleh pemerintah bertentangan dengan Pancasila dan Undanng-Undang Dasar (UUD) 1945.

Wiranto juga sudah mengumumkan, bahwa pemerintah mempermasalahkan konsep khilafah yang diusung HTI.

Terkait pernyataannya yang mendukung khilafah, Adhyaksa Dault menegaskan yang ia maksud adalah bersatunya umat Islam seluruh dunia, bukan berarti harus mengubah tata kenegaraan Indonesia yang sudah terbangun.

Khalifah yang ia maksud berbeda dengan sistem khalifah yang diusung Islamiq State of Iraq and Syria (ISIS).

Adhyaksa Dault mengaku tidak setuju dengan sistem kekhilafahan seperti yang diusung ISIS, dan akan menentang siapapun yang mengupayakan hal tersebut.

"Khilafah yang saya maksud itu bukan seperti ISIS, tapi bersatunya umat Islam," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas