Tanpa Firasat, Sebelum Ledakan, Bripda Taufan Berangkat Kerja Seperti Biasa
Duka mendalam masih dirasakan oleh Keluarga Bripda Taufan Tsunami, anggota Sabhara Polda Metro Jaya yang menjadi korban
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Duka mendalam masih dirasakan oleh Keluarga Bripda Taufan Tsunami, anggota Sabhara Polda Metro Jaya yang menjadi korban serangan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Menurut informasi yang dihimpun dari keluarga korban, pagi harinya almarhum Taufan masih berangkat seperti biasa ke kantornya di Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.
Paman korban, Obing Rohandi (51) mengaku sama sekali tidak ada firasat soal kepergian keponakannya itu, semua berjalan seperti biasa.
Baca: Wapres JK: Membunuh Polisi Sama dengan Beramal adalah Ajaran Sesat
"Nggak ada tanda-tanda apa pun sebelum kematian Taufan. Semua berjalan seperti biasanya saja," kata Obing di rumah duka Gang Ili, Kampung Wetan RT 02/10, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (25/5/2017).
Terpisah, ayah Taufan, Busono Heri (60) dan istrinya belum mau memberi komentar atas kepergian sang anak ini karena mereka masih syok.
Untuk diketahui, tiga anggota Polri yakni Bripda Taufan, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata gugur saat tugas di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Mereka meninggal dunia akibat bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua pria terduga teroris. Bripda Taufan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Bripda Ridho dimakamkan di Lampung dan Bripda Gilang dimakamkan di Klaten.
Ledakan juga mengakibatkan enam anggota Polri dan lima masyarakat sipil luka-luka dan dirawat di RS Premier Jatinegara, RS Budi Asih dan RS Polri Kramatjati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.