Dubes RI: Saya adalah Orang Terakhir yang Akan Tinggalkan Qatar
Dia tegaskan, sampai hari ini kondisi politik dan keamanan pada umumnya berjalan normal.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Dubes adalah orang terakhir yang akan meninggalkan Qatar."
Demikian Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhamad Basri Sidehabi, menegaskan kepada Warga Negara Indonesia di Qatar.
Untuk itu semua WNI di Qatar diimbau untuk tetap tenang namun waspada serta terus mengikuti perkembangan situasi keamanan di sekitarnya melalui berbagai sarana.
Menurut Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhamad Basri Sidehabi, WNI tidak perlu mengambil langkah-langkah yang berlebihan mengingat situasi di Qatar masih aman dan terkendali.
Dubes RI tengah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat guna memastikan keamanan dan keselamatan warga negara Indonesia di Qatar.
Dubes RI pun menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di kompleks Al Khor Community (AKC), Al Khor, sekitar 60 km dari Doha, pada Senin (5/6/2017).
Kunjungan ke Al Khor tersebut merupakan upaya KBRI untuk menunjukkan kepada WNI di Qatar bahwa kondisi politik dan keamanan berjalan normal seperti biasanya.
Dubes RI yang didampingi Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Doha, Endang Kuswaya dan Pelaksana Fungsi Politik, Boy Dharmawan juga dalam melakukan pemantauan langsung di berbagai tempat, jalan dan kondisi pusat pebelanjaan dan keramaian lainnya.
Dia tegaskan, sampai hari ini kondisi politik dan keamanan pada umumnya berjalan normal.
Tidak terdapat tanda-tanda meningkatnya eskalasi politik dan keamanan.
Meski demikian terdapat peningkatan jumlah keamanan khususnya kawasan yang dianggap penting seperti pusat pemerintahan, tempat-tempat ibadah, bandara, stasiun, terminal bis, fasilitas publik serta pusat perbelanjaan yang biasanya ramai dikunjungi masyarakat.
Menurut Dubes Basri, KBRI telah mempersiapkan langkah antisipasi guna mengantisipasi kondisi di lapangan.
"Dubes adalah orang terakhir yang akan meninggalkan Qatar," ujar mantan Pilot F-16 pertama Indonesia ini, seperti dikutip dari laman Kemlu, Rabu (7/6/2017).
Hal ini disampaikannya guna meyakinkan masyarakat agar tetap tenang dalam menghadapi kondisi politik dan keamanan.
"Kondisi politik ini sudah terjadi pada tahun 2014 lalu sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.
Terkait dengan situasi di kawasan, Dubes Basri menyampaikan posisi pemerintah bahwa Indonesia dengan prihatin mengikuti secara dekat perkembangan situasi di Timur Tengah saat ini.
Indonesia mengharapkan semua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog dan rekonsiliasi untuk menyelesaikan masalah ini.
Indonesia menekankan kembali semua negara untuk menghormati prinsip hubungan internasional, seperti saling menghormati kedaulatan masing masing negara dan tidak ikut campur urusan dalam negeri negara lain. Indonesia mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah dalam memerangi terorisme dan bekontribusi dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan dan global.
Mantan anggota DPR ini mengatakan, persiapan telah dilakukan KBRI mengingat jumlah WNI di Qatar yang relatif cukup besar. Berdasarkan informasi International Organisation for Migration (IOM) jumlah WNI pada tahun 2015 sekitar 43 ribu. WNI tersebut tersebar di seluruh Qatar, terutama di Al Khor, Dukhan, Umm Said, Al Shamal, Doha dan daerah di sekitarnya.
Menurut tokoh diaspora, Said Malawi, karyawan migas Qatar Gas yang bermukim dua dekade di Al Khor, sebagian besar tenaga kerja ahli Indonesia bermukim pada Al Khor Community dan komunitas ini dikatakan sebagai komunitas diaspora Indonesia terbesar di dunia.