Ini Alasan Triawan Munaf Pilih Slogan "Saya Pancasila", Bukan "Kita Pancasila"
Slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" menjadi trending menjelang dan saat peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni lalu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" menjadi trending menjelang dan saat peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni lalu.
Slogan ini digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf).
Meski mendapatkan respons positif, tak sedikit pula netizen yang mengkritik slogan tersebut.
Kepala Bekraf Triawan Munaf mengakuinya. Namun, ia punya penjelasan mengapa memilih "Saya Pancasila", bukan "Kami Pancasila".
"Iya dikritik. Tapi langsung saya jawab secara lengkap," ujar Triawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Baca: Seharusnya Kita Pancasila bukan Saya Pancasila
Ada yang berpendapat, lebih tepat jika menggunakan "kami" daripada "saya".
Alasannya, untuk menunjukkan bahwa Pancasila sudah dihayati seluruh elemen bangsa Indonesia.
Triawan menjelaskan, kata "saya" pada "Saya Indonesia, Saya Pancasila" terinspirasi dari lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu perjuangan Garuda Pancasila.
Dalam lagu Indonesia Raya, terdapat sepenggal lirik "Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku..."
"Bukan 'tanah air kita' atau 'tanah tumpah darah kita'. Di lagu Garuda Pancasila juga sama. Liriknya 'Garuda Pancasila, akulah pendukungmu...' bukan 'kamilah pendukungmu'," ujar Triawan.
"Jadi, memang harus setiap orang punya komitmen kepada Pancasila dari dalam dirinya. Makanya Presiden bilang dalam pidato Hari Lahir Pancasila itu 'Ada di aliran darahku, ada di detak jantungku'. Karena Pancasila itu sifatnya pribadi," lanjut dia.
Setelah setiap pribadi menghayati nilai luhur Pancasila, maka "Kami Pancasila" otomatis akan terwujud.
Selain makna filosofis tersebut, slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" juga dianggap mampu diterima masyarakat Indonesia.