Pembangunan LRT dan Jalan Layang di Tol Cikampek Diberhentikan
Tiga proyek besar di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek akan dihentikan sementara dari H-10 hingga H+10 lebaran
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga proyek besar di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek akan dihentikan sementara dari H-10 hingga H+10 lebaran agar arus kendaraan ke arah timur leluasa melaju.
"Penghentian sesuai kesepakatan kita dengan pelaksana proyek," ujar Humas PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, Handoyono, pada Jumat (9/6).
Handoyono menjelaskan, tiga proyek itu adalah pembangunan light rail transit (LRT) Jabodebek, pembanguan kereta cepat Jakarta-Bandung serta pembangunan Tol Layang Jakarta-Cikampek II.
Dengan dihentikan tiga proyek ini, kata dia, ruas Jakarta-Cikampek akan semakin lebar. "Sebelumnya ada empat lajur. Nanti menjadi lima lajur yang mengarah ke timur dan sebaliknya ke barat," katanya.
Tidak hanya itu, lembaganya juga telah mengeluarkan surat edaran terkait larangan pengoperasian kendaraan besar di ruas tol setempat dari H-10 hingga H+10 kecuali truk pengangkut BBM dan sembako.
"Kalau truk BBM dan sembako tetap diizinkan karena itu menyangkut kebutuhan," tuturnya.
Dia menambahkan, siasat lain untuk mengurai kepadatan kendaraan adalah memaksimalkan pintu gerbang tol Cikarang Utama, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Pihaknya akan mengoperasikan seluruh gardu masuk sebanyak 20 unit ke arah timur, sementara untuk arus balik ke arah barat ada 30 unit gardu.
Kepadatan biasanya terjadi di gerbang Tol Cikarang Utama yang mengarah ke timur, karena pengendara diwajibkan mengambil kartu tol.
Bila situasi di lapangan sangat padat, tidak menutup kemungkinan petugas akan jemput bola ke pengendara untuk memberikan kartu tol.
Hal sama juga terjadi pada arus balik di gerbang tol Cikarang Utama. Di gerbang yang mengarah ke barat ini diyakini akan padat, sebab pengendara melakukan transaksi pembayaran ke petugas.
Oleh sebab itu, dia mengimbau para pengendara agar beralih menggunakan kartu e-toll untuk mempercepat proses transaksi di gerbang tol.
"Di lapangan kita juga melakukan transaksi nontunai, untuk menghindari antrean kendaraan saat pengembalian uang di gardu tol," tambahnya.
Bila ruas tol setempat sangat padat, kata dia, pihaknya bersama aparat kepolisian akan melakukan rekayasa lalu lintas.
Caranya dengan memberlakukan contra flow atau melambung melawan arus di jalur sebaliknya melewati lajur satu atau cepat seperti libur-libur panjang sebelumnya.
"Rekayasa lalu lintas sifatnya situasional," imbuhnya.