TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus DPP Nasdem dan DPW Nasdem Jawa Timur melakukan safari Ramadan ke lima pondok pesantren di Jawa Timur.

Dalam kunjungan selama tiga hari tersebut, lima pondok pesantren yang jadi tujuan adalah Langitan di Tuban, Tebuireng di Jombang, Al Hikam di Malang, Al Qodiri di Jember, dan Syaikhona Kholil di Bangkalan Madura.

"Safari Ramadan adalah agenda rutin Partai Nasdem setiap bulan suci Ramadan," kata fungsionaris DPP Partai Nasdem Effendy Choirie kepada wartawan, Jumat (16/6/2017).

Menurutnya, safari Ramadan tahun ini bertujuan untuk membangun silaturahmi Nasdem dengan ulama pengasuh ponpes sekaligus memperkuat kebersamaan dalam konteks pembangunan politik kebangsaan.

"Sebagai partai nasionalis, Nasdem juga perlu mendengar masukan dan saran para ulama terhadap dinamika politik ke-Indonesiaan dalam hubungannya dengan konsep keberagaman," kata Effendy.

Effendy menjelaskan, pengurus partai besutan Surya Paloh ini ingin bersilaturahmi dengan ulama pendahulu, sekaligus mensinergikan pemikiran dan gerakan universal para ulama untuk dijadikan referensi dalam membangun Partai Nasdem ke depan.

"Ulama adalah soko guru bagi kemerdekaan RI, benteng NKRI, dan perekat bagi persatuan dan kesatuan bangsa sejak negeri ini merdeka hingga saat ini dan masa mendatang," kata pria yang akrab disapa Gus Choi ini.

Pondok Pesantren Langitan di Tuban menjadi tempat pertama tujuan safari Ramadan yang dilakukan Nasdem. Rombongan pengurus Nasdem yang dipimpin Gus Choi diterima langsung KH Ubaidilah Faqih, anak tertua almarhum Abdullah Faqih.

Gus Choi juga menyampaikan salam dari Ketua Umum Nasdem Surya Paloh kepada Gus Ubed. Ternyata, Gus Ubed mengaku pernah bertemu Paloh saat masih muda.

"Beliau juga khusus berpesan pada saya agar moderat saja," kata Gus Choi.

Ponpes Langitan Tuban adalah salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia, yang berdiri tahun 1892. Hingga kini, ponpes tersebut masih mempertahankan ketradisionalannya (salaf). Sejumlah ulama terkenal seperti KH Syaikhona Kholil, KH Hasyim Azari, dan KH Mustofa Bisri adalah lulusan ponpes tersebut.