Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Konsensus Bersama, Ketum PPP Tegaskan Pancasila Wajib Diimani

Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengingatka Pancasila menjadi sesuatu yang wajib 'diimani' oleh warga negara Indonesia.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sugiyarto
zoom-in Jadi Konsensus Bersama, Ketum PPP Tegaskan Pancasila Wajib Diimani
Adiatmaputra Fajar Pratama/Tribunnews.com
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengingatka Pancasila menjadi sesuatu yang wajib 'diimani' oleh warga negara Indonesia. Hal itu karena Pancasila merupakan konsensus bersama.

"Iman adalah setuju tanpa reserve dan kita adalah pewaris dari para pembuat konsensus," kata Romahurmuziy atau Romy dalam keterangan tertulis, Minggu (18/6/2017).

Menurut Romy, sebagai penerima waris maka apa yang diwariskan harus dikembangkan.

Romy menuturkan ahli waris yang baik adalah yang mampu mengembangkan apa-apa yang ditinggalkan oleh pemberi waris.

"Pemberi warisnya adalah para pendiri bangsa yang telah mengkonsensuskan Pancasila. Jangan kemudian kita sebagai penerima waris justru mengacak-acak, mengganggu, mendekonstruksi, mengurangi apalagi mengganti Pancasila," ujar Romy.

Sebab bila sampai mengganti Pancasila, maka bangsa ini bukanlah penerima waris yang baik.

Berita Rekomendasi

Sebagai konsensus para pendiri bangsa, lanjut Romy, maka Pancasila sudah sepantasnya dipertahankan.

"Kalau tidak dipertahankan, maka republik ini akan bubar. Tidak mudah mencari common ground. Menyepakati sesuatu hal yang ada di kepala 255 juta rakyat Indonesia itu bukanlah hal yang mudah," kata Romy.

Romy menuturkan Indonesia juga bisa bubar bila bangsa ini mulai mempertanyakan Pancasila yang telah disepakati itu.

Masyarakat, kata Romy, tentu tidak ingin Indonesia bubar seperti Yugoslavia yang terpecah menjadi berbagai negara.

"Iman itu jangan mempertanyakan mengapa. Sebagai living ideology, dikontekstualisasikan dan jangan sekedar dihapalkan namun juga harus dipelajari," tegasnya.

Sehingga, kata Romy, Pancasila tetap dapat dipertahankan dan relevan sampai kapanpun juga. Pancasila juga jangan sampai menjadi ideologi yang hanya memiliki tafsir tunggal oleh penguasa.

"Siapapun boleh menafsirkannya, sehingga Pancasila bisa menjadi penguat. Sebab, Pancasila tidak hanya sekedar dibaca atau dihapalkan, melainkan dipelajari," imbuh Romy.

Dalam kesempatan itu, Romy juga berpesan, bila apa yang hari ini dianggap tidak baik, maka koreksilah dengan nilai-nilai Pancasila.

Misal bila ada ketimpangan, maka tidak berkeadilan sosial.

"Demikian pula bila ada demokrasi yang dijalankan secara over dosis, maka berarti tidak berdasarkan dengan hikmah. Karena setiap orang hanya akan memaknai demokrasi dengan demonstrasi," paparnya.

Bila dijalankan dengan baik, lanjutnya, maka Pancasila akan menjadi filosofi yang relevan dengan jaman. Selain itu, Pancasila bisa membuat seluruh anak bangsa bertemu.

"Bila bukan karena Pancasila, maka rakyat dari Sabang sampai Merauke tidak akan bertemu," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas