Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Kapolri, Polisi Telah Menangkap 36 Terduga Teroris Pascaserangan Bom Kampung Melayu

Tito mengakui banyaknya orang yang tertangkap tersebut karena dirinya tidak menginginkan ada celah kelompok teroris melancarkan aksi lanjutan.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kata Kapolri, Polisi Telah Menangkap 36 Terduga Teroris Pascaserangan Bom Kampung Melayu
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, pihaknya telah menangkap dan menahan 36 orang terkait tindak pidana terorisme pasca-serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, 24 Mei 2017 lalu.

Tito mengakui banyaknya orang yang tertangkap tersebut karena dirinya tidak menginginkan ada celah kelompok teroris melancarkan aksi lanjutan.

Kasus terorisme ini menjadi satu dari 17 potensi kejahatan yang diantisipasi dalam Operasi Pengamanan Ramadniya 2017.

"Saya minta jajaran yang menangani terorisme untuk terus bekerja, tidak boleh ada celah yang membuat mereka bisa beraksi," kata Tito saat memberikan pengarahan di hadapan 1.896 anggota Polri, TNI dan instansi terkait dalam Apel Operasi Ramadniya 2017 di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin (19/6/2017).

Tito mengungkapkan pasca-bom Kampung Melayu, dirinya memerintahkan satuan kepolisian terkait tindak pidana terorisme, khususnya Detasemen Khusus 88 Antuteror Polri, untuk melakukan penangkapan kepada siapa saja yang diindikasikan hendak melakukan teror.

Baca: Kapolri Siap Usut Jika Anggotanya Benar Terlibat Teror Novel Baswedan

Oleh karena itu, saat ini ada 36 orang yang ditangkap dan ditahan karena dugaan tindak pidana terorisme.

BERITA REKOMENDASI

"Saya sudah mengintruksikan kepada jajaran jangan ambil risiko, mereka yang baru punya rencana baru mengumpulkan bahan-bahan bom aja meskipun belum lengkap, tangkap saja," tegas Tito seusai apel.

Menurut Tito, sebanyak 36 orang tersebut ditangkap di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Medan, Jambi, Sulawesi Selatan, hingga penangakapan 2 orang, K dan NH, di wilayah Bima, NTB, pada Jumat (16/6/2017).

Mereka yang ditangkap sebagian besar anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS di Suriah dan Irak.

Selain karena dugaan terlibat bom Kampung Melayu dan bom Thamrin, sebagian yang ditangkap karena terlibat pemberangkatan dan pendanaan WNI yang bergabung dengan kelompok teroris ISIS di Suriah dan di Filipina Selatan.

Dalam penangkapan dua orang di Bima, ditemukan bahan peledak mematikan dengan sensitifitas tinggi berjuluk 'The Mother of Satan' yakni triacetone triperoxide (TATP). Bahan peledak tersebut sama dengan yang digunakan dua bomber di Kampung Melayu, Ahmar Syukri dan Ichwan Nurul Salam, serta menjadi ciri khas kelompok ISIS.


Kelompok teroris tersebut merencanakan meledakkan Mapolsek Wahor di Bima.

"Rupanya mereka belajar dari online dari Bahrun Naim. Kami sudah sampaikan sebelumnya, bahwa kasus Kampung Melayu itu pelakukan Ichwan dan Ahmad syukri yang meninggal, Ahmad Syukri dari sel Qodiriyah (wilayah) Bandung Raya itu," kata Tito.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas