Cuaca di Jabodetabek Dikhawatirkan Tidak Mendukung Untuk Melihat Hilal
Hilal yang muncul sesaat setelah matahari tenggelam itu, tidak bisa terlihat jika langit tertutup.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencananya, besok, Sabtu (25/6) pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk menentukan hari raya Idul Fitri.
Dalam sidang tersebut antara lain akan dibahas hasil observasi terhadap hilal, atau penampakan bulan sabit muda, yang menandakan bulan baru dalam kalender Islam.
Hilal tersebut di lihat dari sejumlah titik di sejumlah wilayah di Indonesia, dengan menggunakan sejumlah peralatan.
Hilal yang muncul sesaat setelah matahari tenggelam itu, tidak bisa terlihat jika langit tertutup.
Deputi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Yunus Subagyo Swarinoto, saat dihubungi Tribunnews, menyebut ada kemungkinan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek), cuacanya kurang baik untuk melihat hilal.
"Pascamusim kemarau ada dua kendala, satu, ya awan, ini fungsi ketebalan butir-butir basah uap air dalam udara. Kedua udara kabur, penyebab partikel kering di atmosfer," katanya.
Hal itu menurutnya akan mengganggu visibilitas dari para petugas yang bertanggungjawab melihat hilal.
Menurut Yunus Subagyo Swarinoto, cuaca tiga jam sebelum matahari tenggelam akan sangat menentukan kesuksesan hilal.
Prediksi BMKG sebagian besar wlayah Jabodetabek akan diguyur hujan pada siang hari. Hujan dengan intensitas sedang akan mengguyur Bogor dan Bekasi.
Sementara itu hujan ringan mengguyur Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Hujan lokal terjadi di Depok, Tagerang dan Jakarta Selatan. Sementara Kepulauan Seribu cerah berawan, dan Jakarta Utara berawan.
Pada malam hari nya, hujan sedang akan mengguyur wilayah Bogor, Tanggerang dan Depok.
Hujang ringan akan mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Sementtara itu wilayah kepulauan seribu akan diguyur hujan lokal.
Jika di wilayah Jabodetabek hilal tidak terlihat karena cuaca, pemerintah tidak akan kesulitan.
Pasalnya Kementerian Agama (Kemenag) yang bekerjasama dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, menggelar pemantauan di puluhan titik, mulai dari wilayah Barat hingga wilayah Timur Indonesia.
Jika hilal terlihat, maka hal itu menandakan berakhirnya bulan lama, yakni bulan Ramadhan, dan berganti pada bulan syawal, di mana di hari pertamanya adalah hari raya Idul Fitri.
Jika cuaca cerah namun hilal tidak terlihat, maka dapat dipastikan bulan Ramadhan belum berakhir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.