Densus 88 Harus Lebih Waspada Pantau Jaringan Teroris
Mahyudin meminta pihak kepolisian terutama Densus 88 lebih waspada memantau jaringan teroris.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Mahyudin meminta pihak kepolisian terutama Densus 88 lebih waspada memantau jaringan teroris.
Hal itu terkait aksi teror di Mapolda Sumatera Utara.
"Saya kira ancaman selalu ada dari dulu, kita tidak boleh lengah bawah ancaman itu tidak ada. Ancaman selalu ada dari dulu," kata Mahyudin di Jakarta, Selasa (27/6/2017).
Mahyudin enggan mengatakan kepolisian kecolongan dalam peristiwa tersebut. Sebab, negara-negara maju juga terjadi aksi terorisme.
"Tidak ada yang hebat yang begini. Kita harus waspada terus Densus 88, lebih mengamati cermat," kata Politikus Golkar itu.
Menurut Mahyudin, masyarakat dapat bekerjasama dengan pihak kepolisian. Pihak RT/RW harus mengetahui warga yang tinggal di daerahnya.
"Kerjasama dari masyarakat mengamati warga yang baru datang di suatu tempat, harus segera di antasipasi. Ini bukan hanya tanggungjawab kepolisian, tapi masyarakat Indonesia," kata Mahyudin.
Untuk diketahui, peristiwa penyerangan ke Polda Sumut terjadi pukul 03.00 WIB pada Minggu (25/6/2017), dengan cara dua pelaku melompati pagar.
Di Polda Sumut ada tiga pintu penjagaan. Pos pintu satu untuk masuk, pos pintu dua untuk VIP dan pos pintu tiga untuk keluar yang ditutup setelah pukul 18.00 WIB.
Saat malam hari, yang dibuka hanya pintu pos satu. Kala itu yang berjaga disana ada dua anggota Polri, dimana seharusnya diisi oleh empat anggota Polri.
Tiba-tiba saja, dua teroris langsung menyerang anggota di dalam pos yang tengah istirahat. Teroris itu menikam leher, dada dan tangan Aiptu Martua Sigalingging hingga anggota tersebut meninggal dunia.
Selanjutnya anggota yang lain, Brigadir RB Ginting lalu mencari bantuan ke anggota Brimob. Anggota Brimob lalu mengambil tindakan dengan menembak pelaku, satu tewas dan satu lagi kritis.