Belajar Toleransi, Puluhan Siswa Mencoba Wisata Berbeda dengan Mengunjungi Rumah Ibadah
Diharapkan dengan mengikuti acara ini kita bisa lebih mengerti dan memahami macam-macam agama dengan sejarah yang berbeda-beda.
TRIBUNNEWS.COM - Akhir-akhir ini sering kali terjadi konflik keberagaman yang mengatasnamakan agama, suku, atau ras. Oleh karena itu, sikap toleransi perlu ditanamkan sejak dini. Tentu saja generasi muda lebih suka belajar mengenai nilai tenggang rasa dengan cara yang menyenangkan.
Hal inilah yang digunakan Aliansi Kebhinnekaan untuk memperkenalkan keberagaman budaya pada siswa-siswi SMA dari berbagai sekolah di Jakarta, Tangerang, juga Jawa Timur. Mereka menggelar Wisata Rumah Ibadah pada pertengahan Juni lalu dengan mengunjungi gereja, masjid, kuil dan pura. Wisata ini memang bertujuan untuk memperkaya wawasan macam-macam agama yang ada di Indonesia.
Sebelum memulai aktivitas, puluhan muda-mudi dengan kaos putih berkumpul di halaman Gereja Kristen Immanuel, Jakarta. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu bersiap-siap masuk ke dalam gereja. Lalu, kegiatan seru apa saja yang mereka lakukan di sana? Berikut cerita lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Indonesia (KBR).
Wisata ibadah bermula dengan penjelasan dari perwakilan gereja yang memberikan informasi tentang sejarah berdirinya Gereja Immanuel, cara beribadah umat Kristen Protestan, dan pesan-pesan persatuan. Tidak hanya itu saja, mereka lantas beranjak ke Gereja Katedral sambil berkeliling melihat tiap sudut gereja. Rupanya banyak pelajar yang tertarik dengan tur ini.
Salah satu peserta Wisata Rumah Ibadah, Amanda Najla, yaitu seorang siswi di Pondok Pesantren Gontor Putri di Ngawi, mengaku menikmati perjalanan wisata ini.
“Pastinya kan yang ikutan kebanyakan anak SMA, kunci masa depan negara. Diharapkan dengan mengikuti acara ini kita bisa lebih mengerti dan memahami macam-macam agama dengan sejarah yang berbeda-beda namun bisa satu sesuai dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika,” terang Amanda.
Ada pula pelajar lain, Usynada dari SMA Budi Luhur, Tangerang yang beragama Buddha tetapi senang mengunjungi rumah ibadah lain.
Kira-kira pukul 11 siang, siswa SMA itupun kembali bergerak ke rumah ibadah lain. Kali ini mereka disambut oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Di sini, bapak berusia 58 tahun itu juga memberikan wejangan kepada rombongan wisata. Ia berpesan, bahwa keberagaman adalah berkah.
Dari Masjid Istiqlal, mereka melanjutkan perjalanan ke Kuil Hoseji di kawasan Manggarai. Di sana, mereka berkesempatan melihat tata ibadah umat Buddha yang dipimpin oleh dua biksu dari Jepang. Menakjubkan, bukan?
Jalan-jalan pun berakhir di Pura Aditya Jaya di sekitar Rawamangun, Jakarta Timur. Salah satu panitia dari Aliansi Kebhinnekaan, Endah Nurdiana, menyampaikan rasa sukacitanya karena Wisata Rumah Ibadah ini mendapatkan sambutan dan antusias yang luar biasa.
“Jadi prinsip-prinsip Pancasila kan itu jelas ya. Jadi harapannya ya mereka mengerti betul bahwa kebhinnekaan itu niscaya dan mereka bisa belajar. Apalagi mereka inikan anak SMA ya, nantikan mereka kuliah dan menghadapi dunia yang lebih luas. Sesederahana itu untuk kemudian mengerti kebhinekaan, bisa melaksanakannya dan berperilaku yang diamanatkan dalam pancasila, humanistik,” ucap Endah yang berharap semangat perdamaian terus merekah melalui generasi muda Indonesia.
Perjalanan Wisata Rumah Ibadah pun berakhir sekitar pukul 7 malam dan ditutup dengan nyanyian lagu Tanah Air.
Penulis: Yudi Rachman/Sumber: Kantor Berita Radio (KBR)