Calon Komisioner Komnas HAM Diduga Terkait Ormas Radikal, Fadli Zon: Kita Lihat Kinerjanya
Fadli Zon mengatakan Komisioner Komnas HAM harus bekerja secara profesional tidak membawa aspirasi kelompok individu, golongan.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon angkat bicara mengenai calon komisioner anggota Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) yang berafiliasi dengan ormas-ormas radikal.
Fadli mengatakan publik dapat melihat mengenai kedekatan tersebut.
Ia mengatakan Komisioner Komnas HAM harus bekerja secara profesional tidak membawa aspirasi kelompok individu, golongan kecuali aspirasi penegakan hak asasi manusia.
"Saya sih melihat nanti kinerjanya saja, seperti apa. Kadang-kadang orang sekarang ini gampang sekali dituduh-tuduh dekat dengan kelompok radikal kelompok macam-macam ternyata tidak seperti itu," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Menurut Fadli Zon, faktor penting proses calon Komisioner Komnas HAM yakni melalui tahapan seleksi. Waketum Gerindra itu mengatakan tahap seleksi merupakan ruang untuk meneliti rekam jejak calon.
"Kita lihat saja nanti," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Koalisi Masyarakat Sipil menemukan beberapa calon komisioner anggota Komnas HAM yang berafiliasi dengan ormas-ormas radikal. Bahkan ormas tersebut saat ini sedang ditangani kasusnya oleh Komnas HAM.
"Ada beberapa calon yang kemudian memiliki kedekatan afiliasi kelompok yang selama ini koreksi Komnas HAM sendiri," ujar anggota Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM (PBHI) Totok Yulianto, di Jakarta, Minggu (2/7/2017).
Totok berharap panitia seleksi bisa segera mengkoreksi calon komisioner yang berasal dari organisasi radikal. Karena kata Totok sudah dipastikan mereka melakukan pelanggaran HAM.
"Tidak hanya satu tapi beberapa calon memiliki afiliasi dengan ormas radikal, itu kita berikan catatan," ungkap Totok.
Totok menambahkan dari proses yang mendaftar, diseleksi 60. Totok ingin agar calon komisioner yang masih berhubungan dengan ormas radikal bisa digagalkan seleksinya.
"Ada sekitar lima orang harus didalami," jelas Totok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.