TRIBUNNEWS.COM – Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo mengaku baru mendengar kabar adanya kelompok petani yang menolak program AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi) ini. Padahal terdapat banyak manfaat yang akan diterima.

“Harus saya jelaskan bahwa program asuransi petani itu semangat untuk memberikan perlindungan kepada para petani dari gagalnya panen yang disebabkan oleh berbagai hal, baik itu serangan hama dan wereng, kekeringan, banjir, dan berbagai bencana alam lainnya,” ujar Edhy kepada Parlementeria, Rabu (5/7/2017).

Belakangan memang banyak berita simpang siur yang menyebutkan bahwa sulitnya pengajuan klaim disebut sebagai penyebab kelompok tani di daerah Boyolali, Jawa Tengah tidak ikut serta dalam asuransi petani.

“Saat membentuk asuransi tersebut bersama pemerintah, kami memang tidak sedetail itu ikut mengatur berbagai persyaratan di dalamnya. Namun yang kami ketahui, akan ada pergantian sekitar 6 juta per hektarnya,” tegas politisi dari Partai Gerindra ini.

Diketahui pada tahun 2016 lalu, Kementerian Pertanian bersama DPR membentuk AUTP, yang besaran preminya harus dibayarkan oleh para petani sebesar Rp180.000 per hektar/musim tanam.

Selanjutnya, pemerintah akan memberikan subsidi bantuan premi sebesar Rp144.000 per hektar/musim tanam sehingga petani hanya perlu wajib membayar sebesar Rp36.000.

“Kalau nanti terjadi penyimpangan atau adanya aturan yang memberatkan petani, tentu akan kami tindak lanjuti, bahkan akan kami tinjau ulang kebijakan tersebut,” tegas Edhy Prabowo.