Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pansus Angket KPK tak Mau Temui Pengunjuk Rasa, Rapat dengan Perwakilan Mahasiswa Memanas

"Berani enggak bapak keluar, kalau bersih keluar, kami akademisi," teriak salah seorang mahasiswa sambil memukul meja.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sapto Nugroho

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan audiensi dengan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) di Gedung Nusantara, DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2017).

Sementara perwakilannya beraudiensi, rekan-rekan mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, mengecam pembentukan Pansus Hak Angket KPK.

Dalam audiensi dengan Pansus Angket KPK, perwakilan mahasiswa yang hadir di antaranya Ketua BEM UI 2017, Muhammad Syaeful Mujab dan Presiden KM ITB, Ardhi Rasy Wardhana.

Mereka menginginkan bertemu dengan dua pimpinan DPR, yakni Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dan Fahri Hamzah.

Baca: Fahri Hamzah: Kasus E-KTP Itu Omong Kosong, Itu Permainannya Nazaruddin, Novel, dan Agus Rahardjo

Tetapi, perwakilan mahasiswa akhirnya ditemui Ketua Pansus Angket KPK, Agun Gunandjar Sudarsa dan Wakil Ketua Pansus Angket KPK, Risa Mariska.

Berita Rekomendasi

Adapula anggota Pansus Angket KPK, Masinton Pasaribu, Junimart Girsang, serta M Misbakhun.

Perwakilan mahasiswa itu menyatakan tidak mengakui pembentukan Pansus Angket KPK.

Mereka juga meminta Agun Gunandjar Sudarsa menemui massa aksi yang sedang menggelar unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen.

Baca: Minta Pendapat Sejumlah Napi Korupsi, Pansus Angket KPK Datangi LP Sukamiskin Bandung

"Bersediakan anggota dewan terhormat ingin memperbaiki pemberantasan korupsi untuk berdialog secara terbuka dengan akal sehat?" tanya Ketua BEM UI 2017, Muhammad Syaeful Mujab.

Ketua Pansus Angket KPK, Agun Gunandjar Sudarsa lalu meminta perwakilan mahasiswa menandatangani daftar hadir sebagai bentuk tertib administrasi.

Menurut Agun Gunandjar Sudarsa, hal itu juga untuk melegitimasi keabsahan rapat.

"Bagaimana saya memutuskan untuk menemui saudara-saudara di luar kalau tidak mengakui kami, tidak absen. Lalu kita berangkat ke sana? Dasarnya apa. Kalau absen itu bagian dari integral yang akan kami dokumentasikan dalam berita negara yang artinya mengakui keberadaan kami," ujar Agun Gunandjar Sudarsa dalam rapat.

Baca: Anggota Pansus KPK Temui Napi Korupsi, Busyro Muqoddas: Itu Sebuah Lelucon, Tidak Ada Nalar Hukumnya

Permintaan Agun Gunandjar Sudarsa ‎ini langsung mendapatkan penolakan.

Perwakilan mahasiswa tetap menolak menandatangani daftar hadir sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan Pansus Angket KPK.

"Kami tidak mengakui," kata salah satu mahasiswa.

"Lalu, kalau tidak mengakui kami, saya datang ke sana sebagai apa? Saya ini Ketua Angket," tegas Agun Gunandjar Sudarsa.

"Berani enggak bapak keluar, kalau bersih keluar, kami akademisi," teriak salah seorang mahasiswa sambil memukul meja.

Baca: Kecam Pembentukan Hak Angket KPK, Seratusan Orang Berunjuk Rasa di Depan Gedung DPR RI

Suasana rapat tersebut menjadi memanas.

Apalagi, terdapat mahasiswi yang mengabadikan rapat itu melalui handphone.

Mahasiswi tersebut berdiri di antara meja pimpinan dan perwakilan mahasiswa

Anggota Pansus Angket KPK, Masinton Pasaribu lalu meminta Pamdal DPR menertibkan mahasiswi itu.

Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan audiensi dengan perwakilan Badan Eksekusif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) di Gedung Nusantara, DPR, Jumat (7/7/2017).
Sejumlah perwakilan BEM UI dan Kabinet KM ITB beraudiensi dengan Pansus Hak Angket KPK di Gedung Nusantara, DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2017). (Tribunnews/Ferdinand Waskita)

"Saudari duduk sana, Pamdal tarik, enggak tertib, ada aturan main di sini. Katanya mau dialog, kalian tidak mau dialog, di sini kalian enggak tertib," ujar Masinton Pasaribu.

Agun Gunandjar Sudarsa akhirnya memutuskan untuk menutup rapat.

Ia juga menganggap rapat dengan perwakilan mahasiswa tidak pernah terjadi.

"Kalau begitu, rapat kami tutup dan dianggap tidak pernah terjadi," ucap Agun Gunandjar Sudarsa sambil mengetuk palu.

Simak 'panasnya' audiensi perwakilan mahasiswa dengan Pansus Hak Angket KPK dalam tayangan video di atas. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas