Hobi Blusukan Presiden Jokowi Pernah Dilakukan Raja-raja Tiongkok
Diam-diam kebiasan Presiden Joko Widodo blusukan menyapa dan mengetahui kondisi rakyatnya menyita perhatian wartawan Tiongkok.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diam-diam kebiasan Presiden Joko Widodo blusukan menyapa dan mengetahui kondisi rakyatnya menyita perhatian wartawan Tiongkok.
Mereka memuji cara Presiden Jokowi sangat pas untuk memahami persoalan karena berinteraksi berinteraksi langsung dengan rakyatnya di seluruh pelosok nusantara.
Metode blusukan Presiden Jokowi sejak lama dilakukan raja-raja Tiongkok di masa lalu, di samping tentu saja mendengarkan laporan dari menteri-menteri dan pejabat lainnya.
"Presiden Jokowi tahu bagaimana cara mendapatkan masukan yang benar tentang problematika yang dihadapi rakyat," ujar Deputi Hubungan Luar Negeri PWT, Fang Xinjian.
Kesaksian Fang Xinjian mewakili wartawan Tiongkok terhadap blusukan Presiden Jokowi disampaikan dalam pertemuan antara delegasi Persatuan Wartawan Tiongkok dengan Deputi Kantor Staf Presiden Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Eko Sulistyo, di Cikini, Jakarta, Minggu (9/7/2017) sore.
Delegasi PWT berkunjung ke Jakarta guna memenuhi undangan Persatuan Wartawan Indonesia.
"Presiden Jokowi tahu bagaimana cara mendapatkan masukan yang benar tentang problematika yang dihadapi rakyat," ujar Deputi Hubungan Luar Negeri PWT, Fang Xinjian.
Mereka lebih kagum lagi manakala mendengar langsung dari Eko Sulistyo bahwa Presiden Jokowi juga aktif di media sosial.
"Sejak jadi Wali Kota Solo, Presiden Jokowi sudah aktif di media sosial. Apalagi setelah jadi Gubernur Jakarta dan kini jadi Presiden Indonesia," kata Eko dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/7/2017).
Eko menambahkan Presiden Jokowi juga mengelola langsung akun media sosial miliknya.
"Pengikut akun medsos Presiden Jokowi cukup banyak. Salah satu yang terbanyak di dunia. Kira-kira nomor tiga untuk Twitter," Eko menjelaskan.
Sementara Fang Xinjian mengatakan, berinteraksi melalui medsos pada dasarnya sama dengan blusukan, yakni untuk mendapatkan informasi akurat mengenai perkembangan dan persoalan yang dialami rakyat.
"Ini sudah benar. Tradisi ini perlu dilakukan terus," ujar Fang Xinjian.
Platform Asli Indonesia
Sementara Pimred Harian Hunan Gong Zhengweng sebelumnya menyarakan praktisi media siber Indonesia mengembangkan platform media asli Indonesia.
Dia mencontohkan strategi Tiongkok mendorong pertumbuhan platform media buatan dalam negeri seperti Baidu yang didirikan pada 2000.
Dengan Baidu, Pemeritah Tiongkok mengontrol penggunaan mesin pencari lain untuk memberi kesempatan kepada platform asli Tiongkok tersebut berkembang.
"Dulu banyak yang mengkritik dan mengecam pembatasan itu. Sekarang baru hasilnya terlihat, kami bisa menguasai pasar sendiri," ungkap Gong Zhengweng.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.