Luhut Klaim Pembangunan LRT Hemat Rp 6 Triliun
Saat ini LRT yang sudah mencapai 17 persen progres pembangunannya, akan memakai sistem persinyalan 'Moving Blok"
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Light Rapid Transit yang akan mencakup Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi, dikatakan oleh Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan dapat efisien hingga menghemat dana sebanyak Rp 6 triliun.
Pasalnya, saat ini LRT yang sudah mencapai 17 persen progres pembangunannya, akan memakai sistem persinyalan 'Moving Blok" yang diatur tepat waktu oleh komputer.
Luhut menjelaskan sistem itu dapat menghemat anggaran, sekaligus nantinya akan dapat mengangkut penumpang lebih banyak dan pengembalian modal lebih cepat.
"Sudah dihitung dan bisa kita hemat sampai Rp 6 triliun, karena dari "fixed block" jadi "moving block" bisa lebih banyak penumpangnya," jelas Luhut di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (17/7/2017)
Hal senada juga dikatakan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang mengatakan dengan sistem persinyalan tersebut, LRT dapat mengangkut penumpang 500 ribu penumpang setiap harinya, dibanding dengan "fixed block" yang dapat mengangkut penumpang sebanyak 270 ribu setiap hari.
"Penumpangnya memang akan jauh lebih banyak dibanding Fixed Block, jadi bisa efisien triliunan. Ini sudah kita kaji," ujarnya.
Sementara yang akan membangun sistem persinyalan itu, Budi sudah meminta kepada PT Len Industri (Persero) yang bergerak dibidang elektronik untuk menerapkan teknologi tersebut.
Nilai total proyek LRT Jabodebek akan mencapai Rp 22 triliun dengan menggunakan "Moving Block" yang akan dioperatori oleh PT Len Industri. Hingga saat ini, progres pembangunan sudah mencapai 17 persen .
Sesuai dengan arahan Presiden, pemerintah akan mengejar target penyelesaian proyek LRT pada awal 2019. Sementara LRT Palembang ditargetkan selesai pada pertengahan 2018 guna mendukung Asian Games.