Telegram Ditutup, Kapolri Yakin Teroris Cari Cara Lain
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian yakin kelompok teroris akan mencari cara lain pascapemblokiran aplikasi Telegram.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian yakin kelompok teroris akan mencari cara lain pascapemblokiran aplikasi Telegram.
Pemerintah menutup aplikasi tersebut karena digunakan sebagai alat komunikasi favorit teroris.
"Pasti, nanti telegram ini pasti kita sudah pahami mereka akan lari kemana lagi. Nah kita sudah membuka akses," kata Tito di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/7/2017).
Tito menuturkan kemajuan teknologi terdapat sisi negatif dan positif. Dampak negatifnya, kata Tito, bila aplikasi tersebut sudah membahayakan negara.
"Kita harus berani juga untuk bargainng kepada penyedia jasa internasional ini. Negara kita enggak boleh kalah dari kepentingan mereka," kata Tito.
Jenderal Bintang Empat itu lalu membandingkan aplikasi Telegram dan Whatsapp (WA). Ia menuturkan WA relatif dapat terlacak administrator grup. Hal itu berbeda dengan aplikasi Telegram.
"Kalau inikan bisa bebas sekali, berbayar, mirip seperti mohon maaf ya mungkin zaman dulu BBM yah sampai ditutup beberapa negara," kata Tito.