Sebut Bullying Cuma Candaan, Rektor Gunadarma Diserbu Netizen, Komentarnya Pedas!
Menanggapi aksi bullying di kampusnya, Rektor Gunadarma mengatakan ulah mahasiswanya itu cuma gurauan.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi aksi bullying di kampusnya, Rektor Universitas Gunadarma mengatakan ulah mahasiswanya itu cuma gurauan.
Rektor Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM menyatakan, sepertinya apa yang dilakukan oleh mahasiswanya itu adalah sekedar bergurau dan menggoda.
Ada tiga pelaku yang melakukan hal itu dan anak yang disebut dalam video itu, normal, bukan berkebutuhan khusus.
Empat Mahasiswa Gunadarma yang Terlibat Kasus Bullying Masih Ikuti Ujian
Atas hal ini, keluarga tidak terima anaknya disebut seperti itu.
"Mahasiswa kami tidak autis. Mungkin sepertinya fotonya agak autis. Tapi dia itu lolos tes kesehatan dan anti-narkoba. Bahkan, IPK nya 3,07. Satu di antara tiga yang menggoda pun ada yang kalah IPKnya," ucap Margianti saat berada di STMIK Primakara Denpasar Bali, Selasa (18/7/2017) kepada awak media.
Pun demikian yang dikatakan Wakil Rektor III Universitas Gunadarma Irwan Bastian.
Menurut Irwan, para pelaku mengaku aksi yang mereka lakukan tidak terencana dan hanya merupakan aksi bercanda yang sifatnya spontan.
"Berdasarkan pengakuan para mahasiswa yang ada dalam video, mereka tidak bermaksud mem-bully. Akan tetapi hanya bercanda kepada sesama teman sekelas," ujar Irwan di Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Selasa (18/7/2017).
"Dari keterangan yang kami peroleh, kejadian dalam video tersebut tidak melalui proses perencanaan. Artinya berlangsung secara cepat dan spontan," sambung dia.
Rektor Gunadarma Sebut yang Dilakukan Mahasiswanya Sekedar Bergurau dan Menggoda
Atas pernyataan tersebut, sejumlah netizen tak terima dan melayangkan komentar pedas melalui jejaring sosial, salah satunya lewat Twitter.
Salah satu netizen mengatakan bahwa jika memang itu candaan, artinya sudah kelewatan dan sangat rendahan.
"Gunadarma, bercanda enggak se-rendah itu :)," kicau akun @desiyanuarti.
Netizen lain menjelaskan, yang dimaksud candaan itu jika kedua pihak dalam posisi setara, berbeda dengan yang terlihat di rekaman video tersebut.
"Bercanda itu artinya kedua belah pihak dalam posisi setara. kalau cuma sepihak yang merasa bercanda, itu namanya bullying!" cuit @tweetspiring.
Berikut komentar pedas lain dari para netizen:
"Pak/Bu, pelaku bully saya rasa gak perlu dilindungi deh," kicau akun @heyharsen.
"Halah! bercandain anak autis gitu depan org2 banyak itu bkn bercanda itu bully. pake diupload ke sosmed lagi," cuit akun @stanterles.
"Yang bercanda ya anda yang ngomong itu bercanda..." tulis akun @ddliga.
"Itu jelas mem-bully pak.. klo bercanda ga seperti itu.. itu melecehkan, bahkan itu seperti sudah biasa/sering.." kicau akun @ariashcroft24.
"Come on..masa becanda hampir tiap hari ?? Jangan cuma membela nama baik kampus tapi tutup mata terhadap korban bullying," cuit akun @indrasetiawanRX.
"Tak seharusnya di bela loh om, toh korban pas kejadian pun ramai manusia tapi tak ada yang melerai pelaku. Coba otak dan hatinya dipake lah," tulis akun @sptrcndraa.
"Becanda nya gak bagus..." cuit akun @titha_dita.
"Alasan klise. Bercanda ada batasnya bung!" kicau akun @ffar_09.
5 Aktris Cantik Ini Menikmati Adegan Seks dalam Filmnya, Nomor 5 Bikin Syok
"Apa-apaan ini pihak kampus.." cuit akun @Lita_Tungka.
"bercanda? bercanda ga begitu! jangan ngelindungin mahasiswa begitu lah! emangnya kita pada buta ga bisa bedain bercanda ama bullying?" kicau akun @orionion_.
"Apakah di @infoGUNADARMA , bullying bisa ditolerir bila (1) untuk bercanda, dan (2) tidak terrencana?" tulis akun @agussari.
"Bully dan bercanda bedanya tipis lho. Lihat situasi donk. Kalau sudah melibatkan kekurangan seseorang, janganlah," kicau akun @drrrobinson.
Misteri Teriakan Pretty Asmara, Saya Dijebak Hingga Munculnya Nama Alvin, Apa Kata Polisi?
"Standart becandanya kek gitu ya.. ini university khan???" cuit akun @stevenrenold2.
"dari video yg sy tonton, itu bukan bercanda tp memang sdh terlihat nge bully,jgn stlh viral dan dpt tanggapan ngtv baru ngomong becanda!" kicau akun @ray18439956.
Sebelumnya, Rektorat Universitas Gunadarma belum memberikan sanksi untuk para mahasiswanya yang menjadi pelaku bullying terhadap seorang mahasiswa berinisial MF (19) di kampus tersebut.
Ketiga pelaku merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi angkatan 2016, masing-masing berinisial AA, PDP, dan YII.
Wakil Rektor III Universitas Gunadarma Irwan Bastian menyampaikan, pihaknya belum memberikan sanksi karena masih melakukan pemeriksaan.
Menurut dia, pemeriksaan dilakukan terhadap para pelaku, korban, maupun saksi yang melihat kejadian itu.
Dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan sejauh ini, kata Irwan, peristiwa bullying terjadi di Kampus Universitas Gunadarma yang beralamat di Kepala Dua, Depok pada Jumat (14/7/2017) sore.
Menurut Irwan, para pelaku mengaku aksi yang mereka lakukan tidak terencana dan hanya merupakan aksi bercanda yang sifatnya spontan.
"Berdasarkan pengakuan para mahasiswa yang ada dalam video, mereka tidak bermaksud mem-bully. Akan tetapi hanya bercanda kepada sesama teman sekelas," ujar Irwan di Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Selasa (18/7/2017).
"Dari keterangan yang kami peroleh, kejadian dalam video tersebut tidak melalui proses perencanaan. Artinya berlangsung secara cepat dan spontan," sambung dia.
Terkait masalah ini, Irwan menyatakan bahwa pihaknya segera menyelesaikannya.
Ia juga menyampaikan bahwa mahasiswa yang menjadi korban bullying bukanlah anak berkebutuhan khusus.
Adapun bullying di Kampus Universitas Gunadarma berawal dari beredarnya sebuah video yang beredar di media sosial yang memperlihatkan aksi bullying kepada seorang anak di kampus tersebut.
Rekaman ini ramai beredar di media sosial dan menjadi viral.
Dalam video tersebut, tas korban ditarik oleh seorang mahasiswa.
Pengakuan Sosok Diduga Perekam Aksi Bullying di Gunadarma, Identitas Pelaku Terbongkar!
Korban pun berusaha untuk melepaskan diri hingga terhuyung.
Akhirnya, si korban berhasil lepas dan sempat melemparkan tong sampah kepada pelaku.
Pada keterangan video itu disebutkan bahwa korban merupakan anak dengan autisme.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.