Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Diduga Main Curang Bisnis Beras, PT IBU dan PT Sakti Raup Untung Triliunan Rupiah

Menurut Ari, praktik tersebut membuat para petani lebih memilih menjual gabahnya kepada kedua perusahaan tersebut.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Diduga Main Curang Bisnis Beras, PT IBU dan PT Sakti Raup Untung Triliunan Rupiah
WARTA KOTA/DWI RIZKI
Satgas Pangan menggerebek gudang beras PT Indo Beras Unggul di Jalan Rengasbandung KM 60, Kelurahan Karangsambung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Kamis (20/7/2017) sekitar pukul 21.00 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (PT TPSF) yakni PT Indo Beras Unggul (PT IBU) dan PT Sekses Abadi Karya Inti (PT SAKTI), diduga melakukan praktik curang dan pembohongan publik atau pemalsuan melalui bisnis beras kemasan produksinya.

Dari penyelidikan sementara Tim Satgas Pangan, termasuk Dittipideksus Bareskrim Polri, kedua perusahaan produksi beras itu membeli gabah kering giling bersubsidi dari petani seharga Rp4.900/kg. Angka itu jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan Kementerian Perdagangan, yakni Rp3.700/kg.

"Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/2017, di mana untuk harga acuan pembelian dipetani, gabah kering panen Rp3.700/kg, gabah kering giling Rp 4.600/kg, dan beras Rp 7.300/kg," ujar Kepala Bareskrim Polri, Komjen Ari Dono Sukmanto.

Menurut Ari, praktik tersebut membuat para petani lebih memilih menjual gabahnya kepada kedua perusahaan tersebut.

Di sisi lain, praktik itu terindikasi curang dalam peraturan persaingan usaha karena membuat pelaku usaha sejenis merugi dan gulung tikar.

Baca: YLKI Minta Merek Beras Oplosan Ditarik dari Pasaran

Selanjutnya, kedua perusahaan itu mengolah gabah kering petani yang seharusnya beras bersubsidi justru menjadi beras jenis medium dengan kemasan merk Ayam Jago Maknyuss, Jatisari, Rumah Adat, dan Desa Cianjur. Selanjutnya, beras kemasan dipasarkan di pasar modern.

Berita Rekomendasi

Harga beras kemasan yang dipakai dan dibanderol kedua perusahaan itu sampai tingkat konsumen tidak tanggung-tanggung tingginya.

Untuk merk Ayam Jago Rp 102/5 kg atau Rp20.400/kg, merk Maknyuss Rp68.500/5 kg atau Rp13.700/kg, merk Jatisari Rp65.900/5 kg atau Rp13.180/kg, merk Rumah Adat Rp101.500/5 kg atau Rp20.300/kg dan merk Desa Cianjur Rp101.500/5 kg atau Rp. 20.300/kg.

Harga beras tersebut melanggar Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/2017, yang di antaranya mengatur harga acuan penjualan beras di tingkat konsumen adalah sebesar Rp9.500/kg.

"Kedua anak perusahan itu diduga telah melanggar tindak pidana persaingan curang sebagaimana termaktub dalam pasal 382 BIS KUHP. Serta melanggar ketetapan pemerintah melalui Permendag Nomor 27/M-DAG/PER/2017," jelasnya.

Tim Satgas Pangan yang terdiri dari Bareskrim Polri, Kementan, Kemendag, KPPU, dan Perum Bulog, melakukan penggerebekan terhadap gudang PT IBU di Jalan Rengas Km 60, Karangsambung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017).

Dari gudang seluas 2 hektare itu, petugas menemukan beras kemasan medium berbagai merk ternama siap edar dan gabah kering sebanyak 1.161 ton. Diduga perusahaan itu melakukan praktik curang persaingan usah dan pengoplosan beras disertai penipuan kandungan gizi beras.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang ikut dalam penggerebekan itu menyampaikan, jenis beras yang paling ditemukan dalam penggerebekan itu adalah IR 64 yang disubsidi oleh pemerintah yang harga pasarannya sekitar Rp6.000/kg sampai Rp7.000/kg.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas