Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Agama: Menjalankan Agama Tak Cukup Hanya Mengandalkan Logika

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menilai karya seni bisa mengolah apapun tidak hanya berdasarkan logika, namun juga rasa.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Menteri Agama: Menjalankan Agama Tak Cukup Hanya Mengandalkan Logika
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin saat menghadiri Peluncuran buku 'Bukan Perawan Maria' yang digelar di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menilai karya seni bisa mengolah apapun tidak hanya berdasarkan logika, namun juga rasa.

Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara pameran mini sekaligus peluncuran buku 'Bukan Perawan Maria' di Taman Ismail Marzuki (TIM).

"Bentuk seni atau karya seni itu, mampu mengolah tidak hanya dari sisi nalar atau logika tapi juga rasa," ujar Lukman, saat ditemui di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7/2017).

Menurutnya, setiap manusia tidak hanya menggunakan logika dalam menjalani kehidupan beragama.

"Padahal manusia dalam menjalani kehidupan keagamaan, beragama itu tidak cukup hanya dengan logika," jelas Lukman.

Manusia, kata Lukman, juga membutuhkan rasa dalam melakukan seluruh kegiatan yang mengacu pada kehidupan beragama.

Berita Rekomendasi

"Ketika kita menjalani agama, tidak cukup hanya mengandalkan nalar atau logika, justru proses beragama itu juga memerlukan rasa," kata Lukman.

Ia pun kemudian menegaskan bahwa pembangunan terhadap rasa itulah yang dimilili oleh para pelaku seni.

Ia berharap para pelaku seni dan budayawan membantu masyarakat dalam menghargai keberagaman dalam menjalani kehidupan beragama.

"Nah kalangan penggerak seni itu memiliki kekayaan disitu, Seniman, Budayawan, mereka itu (memiliki) kemampuan lebih dalam mengangkat rasa itu," kata Lukman.

Lebih lanjut Lukman menuturkan, sekat-sekat perbedaan akan hilang jika manusia membicarakan agama tidak hanya menggunakan logika, namun juga melalui 'rasa'.

"Ketika kita berbicara rasa, maka sekat-sekat perbedaan itu dengan sendirinya akan hilang," kata Lukman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas