Narkotika Jenis Flakka Sudah Beredar di Indonesia Meski Belum Ada Pengungkapan Kasus
Flakka memang sudah masuk ke Indonesia, namun itu diketahui melalui hasil temuan tim laboratorium BNN.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan narkotika jenis flakka telah masuk dan beredar di Indonesia. Meski begitu, simpang siur mengenai jumlah pengguna dan korban dari jenis narkotika ini di Indonesia masih menjadi pertanyaan publik.
Kabag Humas BNN Kombes Sulistriandriatmoko menegaskan agar masyarakat jangan salah paham dan tetap waspada.
"Perlu diketahui ya, bahwa hingga hari ini belum ada penangkapan atau pengungkapan pengguna serta korban mati di Indonesia dari jenis narkotika flakka," ujar Sulis saat dihubungi Sabtu (22/7/2017).
Ia mengimbau agar masyarakat jangan salah kaprah menyimpulkan pernyataan BNN melalui Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, setelah menggelar acara Pesan Buwas untuk Anak Indonesia di Kantor BNN, Cawang, Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Flakka memang sudah masuk ke Indonesia, namun itu diketahui melalui hasil temuan tim laboratorium BNN.
"Sample narkotika jenis flakka ini kita dapatkan dari asosiasi narkotika internasional yang memang bekerjasama dengan Indonesia. Jadi tidak kita dapat saat penangkapan di Indonesia," tegas Sulis.
Baca: 100 Kali Lebih Kuat dari Heroin, Pengguna Flakka akan Berubah Seperti Zombie
Meski belum tercatat ada pengguna atau korban dari jenis narkotika ini, Sulis tetap meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai peredaran barang haram ini.
"Tetap waspada, karena flakka 10 kali lipat lebih mematikan dibandingkan kokain dan heroin. Diduga barang ini sudah masuk ke Indonesia meski belum terlacak peredarannya," ujar Sulis kepada Tribunnews.com.
Diberitakan sebelumnya, menurut Kepala BNN yang akrab disapa Buwas, flakka memiliki efek yang sangat kuat.
Diduga pemakai barang tersebut akan merasakan dirinya memiliki kekuatan melebihi manusia.
Narkotika jenis flakka yang ditemukan oleh BNN berbentuk serbuk. Flakka sendiri di beberapa bagian negara berbentuk seperti potongan kristal putih seukuran kerikil.
Flakka mengandung bahan senyawa aktif kimia alpha-PVP, dimana saat dikonsumsi, zat itu akan menstimulasi hormon dopamin.
Jumlah hormon dopamin yang berlebihan akan memicu agresivitas tinggi, adrenalin hingga tak sadarkan diri.
Narkotika ini memiliki efek yang sama di otak seperti saat mengkonsumsi kokain dan amfetamin.
"Kerusakan yang diakibatkan flakka pada otak jauh lebih besar dibandingkan dengan kokain," ujar Sulis, Kabag Humas BNN, saat dihubungi.
Efek lainnya yang juga mengerikan dari penggunaan flakka adalah dampak pada ginjal.
Zat yang terdapat pada narkoba tersebut bisa menyebabkan otot semakin lemah dan membuat tubuh mengalami hipertermia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.