Kemnaker Beberkan Satu-Satunya Cara Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Selain berguna meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional, kompetensi juga berguna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Editor: Content Writer
Kompetensi merupakan kata kunci penting di dunia kerja sekarang. Selain berguna meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional, kompetensi juga berguna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Satu-satunya cara untuk meningkatkan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan kualitas atau kompetensi SDM,” kata Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kerja (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker), Bambang Satrio Lelono saat menyampaikan sambutan pada acara Pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi, Program Pemagangan Dalam Negeri Berbasis Pengguna, dan Job Market Fair 2017 di UPT Pelatihan Kerja Singosari, Malang, Sabtu (22/7/2017).
Saat ini, latar belakang pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi oleh lulusan menengah ke bawah (SD-SMP) sebesar 60 persen. Memiliki tingkat pendidikan yang rendah, mereka akan terjebak pada profesi tertentu dengan standar kesejahteraan yang rendah.
Alasan itulah terus mendorong pemerintah melakukan program percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi profesi. Program ini bertujuan membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan latar belakang pendidikan sehingga mampu meningkatkan grading skill dan mendapatkan sertifikasi profesi yang diakui dalam dunia kerja.
"Oleh karena itu, upaya pengurangan pengangguran melalui peningkatan kualitas SDM ini harus dilakukan secara nyata. Sehingga benar-benar dapat membawa manfaat bagi dunia kerja yang sesuai dengan pasar kerja,” terangnya.
Selain percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi profesi, pemerintah juga telah mencanangkan Program Pemagangan Nasional, Menuju Indonesia Kompeten pada Desember 2016 lalu.
Dalam pelaksanaanya, program ini turut melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Pemerintah daerah pun diharapkan kedepannya lebih memperhatikan program-program peningkatan kompetensi, baik dari segi pendanaan maupun kesesuaian pelatihan kerja dengan kebutuhan industri setempat, sehingga terjadi kesesuaian antara supply and demand tenaga kerja.
Menurut Bambang Satrio, program peningkatan kompetensi akan sangat membantu upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Sebab, selain membantu masyarakat memiliki kompetensi agar terserap ke dunia industri, peserta pelatihan juga bisa memanfaatkan ilmu hasil pelatihan untuk berwirausaha.
“Yang pelu kita sadari bersama bahwa pemagangan ini dalam rangka pelatihan. Dalam rangka peningkatan kompetensi,” tutur Bambang.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf juga menuturkan bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi sektor ketenagakerjaan di luar masalah kemiskinan dan pengangguran. Tantangan tersebut yaitu perkembangan teknologi dan informasi.
Kepada peserta pemagangan dan pelatihan, Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Ipul ini berpesan agar mereka mengikuti program peningkatan kompetensi secara sungguh-sungguh.
Menerapkan kesungguhan selama mengikuti program pelatihan membuat peserta menjadi manusia kompeten, sehingga mereka akan memiliki daya saing sekaligus bekal diri terhadap segala perubahan zaman.
“Lebih-lebih kalau adik semua yang ikut pelatihan sungguh-sungguh bisa punya skill, keterampilan, dan attitude,” ujar Gus Ipul.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Setiajit melaporkan bahwa Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Jawa Timur Tahun 2017 ini berjumlah 1.032 paket dengan jumlah peserta 16.512 orang.
PBK yang dibiayai dengan APBN sebesar 502 paket atau 8.032 orang. Sedangkan PBK yang dibiayai APBD Provinsi Jawa Timur sebanyak 530 paket atau 8.480 orang.
Sementara pemagangan dalan negeri berbasis pengguna sebanyak 87 paket atau 870 orang. yang menggunakan biaya APBN sebanyak 67 paket atau 670 orang dan biaya biaya APBD Provinsi Jawa Timur sebanyak 20 paket atau 200 orang.
Sedangkan job marker fair atau bursa kerja yang diadakan di UPT Pelatihan Kerja Singosari melibatkan 50 perusahaan dengan tersedia 1.350 lowongan.
“Job market fair sarana yang efektif untuk mempertemukan secara langung antara pekerja khususnya alumni pelatihan kerja dengan pengguna,” kata Setiajit. (*)