Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nama Ibas Disebut, Demokrat Anggap Yulianis Seolah Pahlawan Kebenaran

Dalam kasus wisma atlet, Yulianis mendengar pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, menganggap Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas teman.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Nama Ibas Disebut, Demokrat Anggap Yulianis Seolah Pahlawan Kebenaran
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group yang juga mantan anak buah Nazarudin, Yulianis, diambil sumpah sebelum menyampaikan keterangan dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Pansus Hak Angket KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7/2017). Rapat tersebut meminta keterangan Yulianis mengenai proses penanganan perkara hingga pelaporannya yang tidak ditindaklanjuti KPK, dan membahas perusahaan yang masih dikendalikan oleh Nazaruddin. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Demokrat prihatin atas keterangan Yulianis, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, di Pansus Angket KPK DPR kemarin.

Yulianis menyebutkan pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, berteman dengan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

"Dengan mudah orang mengambil kesimpulan, dugaan kuat Yulianis hanya menebar kebohongan, kebencian dan kemunafikan," kata Sekretaris Fraksi Demokrat Didik Mukriyanto melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (25/7/2017).

Didik mempertanyakan kebenaran pernyataan Yulianis yang didasarkan dari cerita orang. Didik mengingatkan dalam asas hukum, keterangan demikian disebut sebagai testimonium de auditu

Baca: Yulianis: Cara KPK Jorok Tetapkan Anas Urbaningrum Tersangka

"Keterangan demikian tidak bisa dijadikan dasar pembuktian. Sungguh ironis, seseorang yang diduga kuat menjadi bagian yang mengetahui rangkaian dari sebuah kejahatan didengar keterangannya dan seolah-olah menjadi pahlawan kebenaran," kata anggota Komisi III DPR itu.

Berita Rekomendasi

Didik memastikan keterangan yang diberikan Yulianis sangat subyektif dan penuh kemunafikan karena hanya menebar kebencian dan kedengkian.

Demokrat mempertanyakan apabila Pansus Angket KPK mendasarkan dan mempertimbangkan pernyataan Yulianis dari basis testimonium de auditu karena bisa sesat dinalar.

Dengan demikian, sambung Didik, publik banyak meragukan tujuan Pansus. Ia khawatir jika Pansus ini malah dipandang sebagai bagian corong kejahatan.

"Corong pembunuhan karakter dan corong untuk kepentingan pragmatis, karena hak-hak DPR hanya digunakan untuk tujuan yang baik," kata Didik.

Di depan rapat Pansus KPK kemarin, Yulianis mengungkap pimpinan KPK menyebut Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dengan kata 'teman.'

Yulianis mengaku Abraham dan Bambang menolak memanggil Ibas terkait kasus yang menimpa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

"Komisioner saat itu Pak AS dan BW menolak, katanya itu adalah seorang teman. Jadi saya juga bingung, pemanggilan itu jadi kayak pemilahan, ini teman, ini bukan. Ini bukan teman jadi dipanggil gitu," ucap Yulianis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas