Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fuad Bawazier: Masyarakat Bakal Adaptif dengan Redenominasi Rupiah

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier meyakini masyarakat mudah menerima pemerintah mengeluarkan kebijakan redenominasi rupiah.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Fuad Bawazier: Masyarakat Bakal Adaptif dengan Redenominasi Rupiah
Harian Warta Kota/henry lopulalan
MAFIA PELABUHAN - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo, Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Mantan Dirjen Bea dan Cukai Fuad Bawazier dan Komite Indonesia Bersih Adhie Massardi dalam diskusi "Apa dan siapa Sesungguhnya Mafia Pelabuhan ini?. Bagaimana ia bisa dikalahkan?" di Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu(30/8/2015). Pembenahan di sektor pelabuhan dengan membongkar kasus waktu tunggu bongkar muat peti kemas di pelabuhan (dwell time) penting untuk menjaga reputasi Indonesia di dunia. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier meyakini masyarakat mudah menerima pemerintah mengeluarkan kebijakan redenominasi rupiah.

Ia percaya kebijakan redenominasi rupiah sedikit banyaknya sudah diterapkan di tengah masyarakat namun kuras disadari.

"Anda perhatikan kalau ke pasar, tanya daging sekilo tiga belas. Maksudnya kan seratus tiga puluh ribu, itu sudah redenominasi sendiri," ujar Fuad di Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Rencana pemerintah melakukan redenominasi disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

Berita Rekomendasi

Salah satu faktor pendukungnya diterapkan sistem redenominasi mengaca pada kondisi perekonomian Indonesia yang kian membaik.

Fuad meyakini masyarakat akan menciptakan mekanisme sendiri jika redenominasi dilakukan. Masyarakat akan mudah memahami bila suatu saat ada dua jenis uang yang berlaku, yakni uang yang sudah dipangkas nilainya dengan uang lama.

"Misal jual barang, satu harganya, harganya dua ratus ribu (rupiah) uang lama, kalau uang baru itu dua ratus. Itu akan dilakukan, sampai semua uang baru sudah tidak ada lagi di pasaran," beber Fuad.

Kasus yang tidak jauh berbeda saat Yaman Utara dan Selatan bersatu pada awal 1990. Setelah itu ada tiga jenis uang: uang Yaman Utara, uang Yaman Selatan dan uang baru.

Saat itu, menurut Fuad dari kasus Yaman, masyarkat bisa menentukan suatu harga barang, dengan menggunakan tiga jenis uang tersebut.

"Padahal nilai duitnya beda, waktu disatukan orang bayar mengunakan uang Selatan, uang Utara, dan uang baru, berjalan saja, sampai uang lama hilang semua," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas