Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata Sumarsih Berkaca-kaca Ingat Putranya yang Jadi Korban Peristiwa Semanggi I

Wawan tertembak di bagian dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Universitas Atma Jaya saat itu

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mata Sumarsih Berkaca-kaca Ingat Putranya yang Jadi Korban Peristiwa Semanggi I
Tribunnews.com/Syahrizal
Rambut Sumarsih boleh memutih, usianya sudah menginjak kepala enam. Namun semangatnya dalam menyuarakan kemanusiaan, tak pernah berhenti ditelan angin. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kedua bola mata Sumarsih berkaca-kaca tatkala ia mengingat anaknya, Bernardus Realino Norma Irmawan, yang menjadi korban penembakan saat insiden Semanggi I sekitar 19 tahun silam.

Wawan tertembak di bagian dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Universitas Atma Jaya saat insiden kelam itu.


Kenangan Wawan baginya sangat membekas. Untuk itulah, semangat perempuan bernama lengkap Maria Catarina Sumarsih ini seolah tiada henti melawan lupa untuk menyuarakan keadilan.

Ini kali ke-500 sudah Sumarsih mendatangi aksi "Kamisan" yang digelar di depan Istana. Aksi ini dihadiri yang dihadiri para keluarga korban kejahatan HAM, aktivitis, maupun masyarakat pada umumnya.

Ketika ditanya, apa yang ingin ia sampaikan jika saat ini masih bertemu Wawan, Sumarsih berkata lirih.

Berita Rekomendasi

"Wawan jadilah kamu pendoa, agar kamisan ini alat bagi Tuhan mewartakan kebenaran, ibu menyerahkan dia yang menembak kamu, begitu juga tanggungjawab atas penembakan wawan, kalau keadilan itu tidak bisa kita dapatkan di dunia, keadilan surgawi ada setiap saat," ujar Sumarsih kepada Tribunnews.com, Kamis (27/7/2017).

Ia tak pernah lelah datang di setiap Kamisan untuk menyuarakan keadilan, kendati rezim silih berganti.

"Ada utang yang belum dibayar oleh Pak Jokowi, sebentar lagi akan Pemilu lagi, tuntaskah pelanggaran HAM berat sesuai janji kampanyenya," tambahnya.

Rambut Sumarsih boleh memutih, usianya sudah menginjak kepala enam. Namun semangatnya dalam menyuarakan kemanusiaan, tak pernah berhenti ditelan angin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas