Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Sindikat Kejahatan Dari China Pilih Indonesia Jadi Markasnya?

Tim Satgassus Polri menangkap 148 WNA (Warga Negara Asing) asal China yang melakukan aksi mereka di tiga wilayah Indonesia.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Mengapa Sindikat Kejahatan Dari China Pilih Indonesia Jadi Markasnya?
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
92 Warga Negara Asing asal China yang ditangkap di Surabaya, Jawa Timur, terkait kasus kejahatan siber internasional tiba di Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Minggu (30/7/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Praktik kejahatan yang dilakukan anggota sindikat asal China terungkap.

Para anggota sindikat kejahatan ini menjadikan Indonesia menjadi markasnya beroperasi.

Tim Satuan Tugas Khusus Kepolisian RI (Tim Satgassus Polri) berhasil mengungkapnya setelah menangkap 148 WNA (Warga Negara Asing) asal China yang melakukan aksi mereka di tiga wilayah Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, dan Bali.

Para pelaku sindikat kejahatan itu melancarkan praktik kejahatan mereka dengan sasaran korban antara lain para pejabat China yang sedang menghadapi masalah hukum.

Polisi memperkirakan uang hasil kejahatan yang mereka peroleh mencapai lebih dari Rp 5,9 triliun.

Ada yang menyebut mereka sebagai anggota sindikat kejahatan siber.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, mengemukakan, pihaknya tengah mengumpulkan para pelaku kejahatan itu di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan.

Berita Rekomendasi

"Kami kumpulkan seluruh pelakunya sebanyak 148 orang. Terdiri dari Jakarta 29 orang, Bali 27 orang, dan Surabaya 92 orang. Seluruhnya ber-KTP China," kata Argo kepada Warta Kota, Minggu (30/7/2017).


Argo menyatakan Kepolisian RI menyesalkan ulah WNA asal China yang kerap melakukan aksi kejahatan mereka di Indonesia.

Pihaknya akan terus menelusuri jaringan tersebut.

Argo juga menyebut alasan mengapa Indonesia dijadikan markas sindikat ini melakukan operasi kejahatannya.

"Mereka seenaknya melakukan kejahatan di Indonesia. Kami akan telusuri terus jaringan ini. Mereka memilih melakukan aksinya di sini karena semuanya serba mudah dan murah," kata Argo.

Para pelaku itu, kata Argo, masuk ke Indonesia dengan mudah. Selain itu, biaya internet juga murah sehingga mereka sangat leluasa meraktikkan aksi kejahatan itu.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas